Kelas Iqra', usia TK dan SD kelas 1

Anak-anak dibimbing sungguh2, belajar baca Al-Qur'an dari NOL, mulai dari mengenal HURUF. Pengajaran Semi Private. Sambil menunggu temannya, setiap anak haruf aktif membaca sendiri2. Yg sudah diajari juga harus mengulang2 bacaan. Tidak boleh behennti. Tidak ada istilah CAPEK.

Belajar Menulis Arab dan Menghafal

Tidak hanya belajar membaca, juga belajar menulis Arab, belajar menghafal dua kalimat syahadah, doa-doa, kalimat2 thoyyibah, dsb.

Mereka Tabungan Akhirat Kita

Mereka adalah tabungan akhirat kita. Dunia adalah tempat bercocok tanamnya akhirat. Semoga mereka menjadi anak-anak yang sholeh-sholehah, yang paham ilmu agama Islam dan bisa mengajarkannya. Menjadi kebanggaan Rasulullah, kebanggaan guru dan orang tuanya. Berguna dimanapun berada. Amin.

Safinatun Najah dan Sullamut Taufiq

Dua kitab wajib sebagai mata pelajaran. Safinah untuk fiqih dasar dan Sullam yang berisi Aqidah/Tauhid, Fiqih dan Akhlaq sebagai lanjutan. Disamping pelajar lain seperti Aqidatul Awam (aqidah), Alala (akhlak) dan Tajwid.

Ngaji Subuh khusus Fiqih

Semoga program ngaji shubuh ini bisa terus berlanjut dan istiqomah dan mendapat dukungan dari para orang tua (wali). Banyak sekali manfaat dan berkah di waktu shubuh.

Dibuka Pendaftaran Ngaji Kapan Saja

Bisa daftar ngaji kapan saja, yang penting ada niat sungguh-sungguh ingin belajar atau mendidik anak.

Senin, 31 Agustus 2020

SYARAT-SYARAT SUJUD ADA 7 (TUJUH)

🔴 Syarat-syarat Sujud ada 7 (tujuh):
1) Harus sujud diatas tujuh anggota badan
2) Dahi harus tetsingkap / terbuka
3) Menekan dengan kepala
4) Tidak turun untuk tujuan selain sujud
5) Tidak boleh bersujud atas sesuatu yang bisa bergerak disebabkan gerakannya sendiri 
6) Meninggikan anggota tubuh bagian bawah diatas anggota tubuh bagian atas
7) Thuma'ninah didalam sujud. 

Anggota Sujud Ada 7  (Tujuh) :
- Dahi
- Bagian dalam dua telapak tangan 
- Dua lutut
- Bagian dalam jari-jari (telapak jari) 
- Bagian dalam dua kaki (dua telapak kaki) . 

Disunnahkan Mengangkat Dua Tangan didalam Empat Tempat

🔴 Disunnahkan Mengangkat Dua Tangan didalam Empat Tempat, yaitu:
1) Ketika Takbiratul Ihram 
2) Ketika hendak ruku'
3) Ketika i'tidal
4) Ketika bangkit dari tasyahhud awal. 

Minggu, 30 Agustus 2020

Dibuka Pendaftaran Belajar Baca Al-Qur'an Setiap Hari.....

 


Dibuka pendaftaran belajar Al-Qur'an kapan saja... setiap hari, untuk anak usia TK, SD, SMP dan Umum.

WAKTU BELAJAR:

=> Setelah Ashar - Maghrib (sholat berjama’ah)

Anak usia TK - kelas-1 SD (atau sesuai kemampuan)

=> 45 menit sebelum Maghrib - Isya’ (sholat isya’ berjama’ah)

Anak kelas-2 SD - SMP (WAJIB ikut pengajian FIQIH Shubuh tiap hari kecuali AHAD)

=> Pagi Jam 08.00 - 10.00 WIB - Umum (siapa saja)

NGAJI 6 HARI SEMINGGU, AHAD LIBUR. 

 

PELAJARAN:

- IQRA'

- AL-QUR'AN

- AQIDAH / TAUHID

- FIQIH

- AKHLAQ

- MENULIS

- HAFALAN (surat-surat, doa-doa, dll.)

- HAFALAN Nadhom Aqidatul Awam versi Indonesia 

- HAFALAN Terjemah Nadhom AlaLa

 

WA : 0812 6800 1881



 

Sabtu, 29 Agustus 2020

SOAL-SOAL FIQIH (Matan Safinatun Najah dalam Bentuk Soal-soal)

SOAL-SOAL FIQIH (Matan Safinatun Najah dalam Bentuk Soal-soal)

  1. Rukun Islam ada berapa ? ......... Sebutkan ! .............
  2. Syahadah ada berapa? ......... yaitu.....
  3. Syahadah Tauhid artinya ....................
  4. Syahadah Rasul artinya .....................
  5. Silahkan Anda ucapkan 2 kalimat syahadah dan artinya ! ...............
  6. Sebutkan nama-nama sholat 5 waktu !
  7. Rukun Iman ada berapa? ........... Sebutkan ! .................
  8. Berapa jumlah malaikat yang wajib diketahui?
  9. Sebutkan nama-nama 10 malaikat beserta tugasnya! ...............
  10. Sebutkan nama-nama 4 kitab Allah ! ......... dan masing-masing diturunkah kepada Nabi siapa? ................
  11. Apa makna LA ILAHA ILLALLAH ?
  12. Tanda-tanda baligh (dewasa) ada berapa? ........... Sebutkan dengan terperinci ! ....................
  13. Syarat bolehnya beristinjak dengan batu ada 8 (delapan). Sebutkan 3 saja ! .................
  14. Fardhunya wudhu' ada berapa? .......... Sebutkan ! .................
  15. Sudahkan Anda mempraktekkan wudhu' setiap hari? ................
  16. Apakah pengertian Niat? ..................
  17. Dimana tempat Niat? .................
  18. Apa hukum melafazdkan Niat? ................
  19. Kapan waktunya Niat didalam wudhu;? ................
  20. Apa yang dimaksud dengan Tertib? ...............
  21. Bolehkan Niat menggunakan bahasa selain Arab? ...............
  22. Air terbagi menjadi berapa bagian? ..................
  23. Apa yang dimaksud Air Sedikit? ..................
  24. Apa yang dimaksud Air Banyak? ..................
  25. Apa perbedaan Air Sedikit dan Air Banyak? .....................
  26. Hal-hal yang mewajibkan mandi janabah ada berapa?.............. Sebutkan semuanya ! .....................
  27. Fardhunya mandi ada berapa?........... Sebutkan ! ..................
  28. Ada berapa syarat-syarat wudhu'? ........... Sebutkan 3 saja ! ..........
  29. Hal-hal yang membatalkan wudhu' ada 4. Sebutkan! ..................
  30. Orang yang batal wudhu'nya maka haram baginya 4 perkara. Sebutkan! .....................
  31. Orang yang punya janabah (junub), haram baginya 6 perkara, sebutkan ! .....................
  32. Haram atas orang yang haid 10 perkara, sebutan 7 saja! ............
  33. Sebab-sebab tayammum ada 3, sebutkan! ..................
  34. Hewan yang tidak dimuliakan ada 6, sebutkan ! ....................
  35. Syarat-syarat tayammun ada 10, sebutkan 5 saja! ................
  36. Fardhunya tayammum ada berapa? ........ Sebutkan ! ..........
  37. Hal-hal yang membatalkan tayammum ada berapa? ........... Sebutkan! .................
  38. Ada 3 macam barang najis yang bisa menjadi suci, sebutkan ! ................
  39. Pembagian najis ada berapa? .............. Sebutkan! ...................
  40. Najis Mughollazdoh yaitu ...................
  41. Najis Mukhoffafah yaitu ...................
  42. Najis Mutawassithoh yaitu ..................
  43. Bagaimana cara mensucikan najis mughollazhoh? ..................
  44. Najis mutawassithoh terbagi dua, yaitu .....................
  45. Apa perngertian najis Ainiyah? ..................
  46. Bagiamana cara mensucikan najis Ainiyah? ....................
  47. Apa perngertian najis Hukmiyah? ..................
  48. Bagiamana cara mensucikan najis Hukmiyah? ....................
  49. Paling sedikitnya haid yaitu ....................
  50. Lumrahnya haid yaitu ..................... 
  51. Paling lamanya haid yaitu .......................
  52. Paling lamanya suci yaitu .......................
  53. Paling sedikitnya nifas yaitu ....................
  54. Lumrahnya nifas yaitu ..................... 
  55. Paling lamanya nifas yaitu .......................
  56. Udzurnya sholat ada 2, yaitu ........................
  57. Syarat-syarat sholat ada 8, sebutkan 5 saja ! ...............
  58. Hadats tebagi menjadi ............ macam, yaitu ...................
  59. Hadats kecil yaitu ..........................
  60. Hadats besar yaitu ............................
  61. Apakah yang dimaksud dengan aurat? ...........
  62. Dimana batasan aurat orang laki-laki? ...........
  63. Dimana batasan aurat budak perempuan didalam sholat? ....
  64. Dimana batasan aurat perempuan merdeka di dalam sholat? ....
  65. Dimana batasan aurat perempuan merdeka dan budak perempuan disamping laki-laki yang bukan mahramnya? ....
  66. Dimana batasan aurat perempuan merdeka dan budak perempuan disamping laki-laki mahramnya? ....
  67. Rukun sholat ada 17 (tujuh belas). Sebutkan semuanya! .......
  68. Berikan contoh ucapan niat paling singkat untuk sholat dhuhur, jika Anda menjadi makmum ! ...............
  69. Berikan contoh ucapan niat paling singkat untuk sholat sunnah yang punya waktu ! ..................
  70. Berikan contoh ucapan niat paling singkat untuk sholat sunnah mutlaq (sholat sunnah yang tidak dibagasi waktunya)!............
  71. Apa yang dimaksud sholat sunnah rawatib ? ....................
  72. Syarat-syarat takbiratul ihram ada 16 (enam belas), sebutkan 6 saja! ......................
  73. Syarat-syarat al-Fatihah dalam sholat ada 10 (sepuluh), sebutkan 5 saja ! .....................
  74. Ada 4 (empat) tempat disunnatkan mengangkat kedua tangan dalam sholat. Sebutkan! ................
  75. Syarat-syarat sujud ada 7 (tujuh), sebutan semuanya! .............
  76. Anggota badan ketika sujuh ada 7 (tujuh), sebutkan ! ..............
  77. Paling sedikitnya salam yaitu .................
  78. Kapan awal dan akhir waktu sholat Dhuhur? ...............
  79. Kapan awal dan akhir waktu sholat Ashar? ...............
  80. Kapan awal dan akhir waktu sholat Maghirb? ..............
  81. Kapan awal dan akhir waktu sholat Isya'? .............. 
  82. Kapan awal dan akhir waktu sholat Shubuh? .............. 
  83. Ada 5 (lima) waktu yang diharamkan sholat diwaktu itu tanpa ada sebab, sebutkan 5 waktu yang dimaksud! ....................
  84. Ada 6 (enam) tempat diam sejenak didalam sholat, yaitu; antara takbiratul ihram dan bacaan iftitah, antara iftitah dan ta'awwudz, antara ta'awwudz dan al-fatihah. Sebutkan 3 (tiga) lainnya! ......................
  85. Ada 4 (empat) rukun sholat yang wajid thuma'ninah didalamnya, sebutkan! ..............
  86. Thuma'ninah adalah ......................
  87. Sebab-sebab sujud sahwi ada 4 (empat), sebutkan! ..................
  88. Apakah pengertian sunnat ab'adh? ....................
  89. Sunnah ab'adh sholat ada 7 (tujuh), sebutkan! ..............
  90. Ada 14 (empat belas) perkara yang bisa membatalkan sholat, sebutkan 7 saja! ....................
  91. Seorang imam sholat wajib niat menjadi imam didalam 4 (empat) sholat, yaitu; ..........................
  92. Syarat menjadi makmum ada 11 (sebelas), sebutkan 5 saja! ......
  93. Ada 9 (sembilan) bentuk atau keadaan menjadi makmum sholat. Yang 5 keadaan shah, seperti seorang perempuan bermakmum kepada seorang laki-laki. Dan yang 4 keadaan tidak shah,  sebutkan 4 keadaan yang tidak shah itu! .......................
  94. Apa yang dimaksud sholat jama'?
  95. Syarat jama' taqdim ada 4 (empat), sebutkan! .....................
  96. Syarat jama' ta'khir ada 2 (dua), sebutkan! .......................
  97. Apa yang dimaksud sholat qashar? ...............
  98. Syarat qashar ada 7 (tujuh), sebutkan! .....................
  99. Syarat jum'at ada 6 (enam), sebutkan! .....................
  100. Rukun 2 (dua) khutbah ada 5 (lima), sebutkan! .......................
  101. Syarat dua khutbah ad 10 (sepuluh), sebutkan 5 saja! ................
  102. Adas 4 (empat) perkara yang wajib untuk mayit, sebutkan! .........
  103. Paling sedikitnya memandikan mayit yaitu meratakan air ke seluruh tubuhnya. Adapun paling sempurnanya yaitu ...............
  104. Paling sedikitnya mengkafani (membungkus) mayit yaitu meratakan kain ke seluruh tubuhnya. Adapun paling sempurnanya mengkafani mayit laki-laki yaitu .................. dan untuk mayit perempuan yaitu ............................
  105. Rukun sholat janazah ada 7 (tujuh), yaitu .....................
  106. Paling minimnya mengubur mayit yaitu satu lobang yang bisa menyembunyikan baunya mayit dan menjaganya dari binatang buas. Sedangkan paling sempurnanya mengubur mayit yaitu ........................
  107. Menghadapkan wajah mayit (dalam kubur) ke qiblat hukumnya adalah ........
  108. Harta yang wajib dikeluarkan zakatnya ada 6 (enam) macam, sebutkan! .......................
  109. Berapa zakat yang wajib dikeluaran dari harta dagangan? ...........
  110. Wajib berpuasa bulan Ramadhan sebab salah satu 5 (lima) perkara, sebutkan 2 saja! .......................
  111. Syarat shahnya puasa ada 4 (empat), sebutkan! ....................
  112. Syarat wajibnya puasa ada 5 (lima), sebutkan! ....................
  113. Rukun puasa ada 3 (tiga), sebutkan! ....................
  114. Sebutkan hal-hal yang bisa membatalkan puasa! ....................
  115.  

 

Jumat, 28 Agustus 2020

Macam-macam Idghom: Mutamatsilain, Mutajanisain dan Mutaqoribain

   

Idghom Mutamatsilain, Mutajanisain, dan Mutaqoribain.
Pembahasan idghom di sini bukan spesifik pada huruf terntentu seperti pada pembahasan nun mati dan mim mati. Huruf hijaiyah apabila berdampingan dan kedua huruf tersebut ada hubungan dekat dalam makhroj dan sifat maka terkena hukum idghom.

Idghom secara bahasa adalah (اَلْإدْخَالُ) yang artinya memasukkan. Sedangkan secara istilah adalah:

عِبَارَةٌ عَنْ خَلْطِ الْحَرْفَيْنِ وَإِدْخَالِ أَحَدِهِمَا فِي الْآخَرِ
Idghom adalah sebuah pelafalan dari penggabungan dua huruf dan memasukkan salah satunya ke huruf lainnya. Huruf yang pertama/yang dimasukkan disebur mudghom dan yang kedua disebut mudghom fih. Ada tiga sebab yang menyebabkan idghom yaitu:
-       Tamatsul: mudghom dan mudghom fih merupakan huruf yang sama.
-       Tajanus: mudghom dan mudghom fih merupakan huruf yang sama makhrajnya namun beda sifatnya.
-       Taqarub: mudghom dan mudghom fih merupakan yang berdekatan makhraj atau sifatnya.
Berdasarkan sebab diatas, maka idghom dibagi 3 yaitu: mutamatsilain, mutajanisain, dan mutaqoribain. 
 
Berikut penjelasannya:

1.     Idghom Mutamatsilain
أَنْ يَتَّفِقَ الْحَرْفَانِ مَخْرَجًا وَصِفَةً
Idghom mutamatsilain adalah samanya dua huruf dalam makhroj dan sifat. Sederhananya, dua huruf yang sama bertemu dan yang pertama sukun.
Contoh:
تْ ت   اَلَّتِيْ كَانَتْ تَّعْمَلُ
دْ د      وَقَدْ دَّخَلُوْا
بْ ب   فَاضْرِبْ بِّهِ
Idghom mutamatsilain tidak berlaku pada:
-       Huruf mad, seperti:
آَمَنُوا وَعَمِلُوا - الَّذِي يُوَسْوِسُ
-       Ha’ Saktah, seperti:
مَا أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ ۞ هَلَكَ
2.     Idghom Mutajanisain
أَنْ يَتَّحِدَ الْحَرْفَانِ مَخْرَجًا وَاخْتَلَفَا صِفَةً
Idghom mutajanisain adalah samanya dua huruf dalam makhroj dan berbeda sifatnya. Apabila dua huruf bertemu sama makhrojnya tapi beda sifanya maka dibaca idghom.
Tidak semua huruf yang sama makhroj dan berbeda sifat boleh diidghomkan. Menurut riwayatHafsh huruf yang boleh diidghomkan karena tajanus adalah:
Ta’ sukun menghadapi Tho’ dan Dal
Tho’ sukun menghadapi Ta’
Dal sukun menghadapi Ta’
Tsa’ sukun menghadapi Dzal
Dzal sukun menghadapi Zho’
Ba’ sukun menghadapi Mim
Contoh:
تْ ط    وَقَالَتْ طَّائِفَةٌ
تْ د     أُجِيْبَتْ دَّعْوَتُكُمَا
طْ ت    لَئِنْ بَسَطْتَّ
دْ ت     مَا عَبَدْتُمْ
ثْ ذ     يَلْهَثْ ذَّلِكَ
ذْ ظ     إِذْ ظَّلَمُوْا
بْ م     اِرْكَبْ مَّعَنَا
Catatan:
Pada contoh terakhir, cara bacanya disertai dengan ghunnah karena mim bertasydid.
3.     Idghom Mutaqoribain
أَنْ يَتَقَارَبَ الْحَرْفَانِ مَخْرَجًا وَصِفَةً
Idghom mutaqoribain adalah dua huruf yang berdekatan makhroj dan sifatnya. Yang termasuk pada idghom ini hanya dua tempat yaitu qof sukun menghadapi kaf dan lam sukun menghadapi ro’.
Contoh:
قْ ك     أَلَمْ نَخْلُقْكُّمْ
لْ ر      بَلْ رَّفَعَهُ اللهُ
Idghom mutaqoribain tidak berlaku ketika lam bertemu ro’ pada surat Al-Muthoffifin ayat 14 karena di sana berlaku hukum saktah. Berikut ayat lengkapnya:
كَلا بَلْ س رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ (١٤)
 
Selain pembagian idghom seperti di atas, adapula yang dinamakan idghom shogir dan idghom kabir.
1.      Idghom shogir
Idghom shogir adalah apabila mudghomnya sukun. Adapun contoh dan penjelasannya seperti di atas.
2.      Idghom kabir
Idghom kabir adalah apabila mudghomnya huruf berharokat. Contoh:
لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ – خَلَقَكُمْ – المَلَائِكَةُ طَيِّبِيْنَ
Idghom kabir itu hukumnya jawaz artinya boleh diidghomkan ataupun tidak.
Ada beberapa perkara yang menghalangi terjadinya idghom:
-       Huruf mudghom fihnya jangan sukun, seperti: (فَاِنْ زَلَلْتُمْ)
-       Huruf mudghom memiliki tanwin, seperti: (سَمِيْعٌ عَلِيْمٌ)
-       Huruf mudghom memiliki tasydid, seperti: (وَتَمَّ مِيْقَاتَ)

 

Sumber copas: https://hahuwa.blogspot.com/2017/01/idghom-umum.html

6 Kaidah Rasm Utsmani (Kaidah Penulisan Al-Qur'an)

 


 Kaidah Rasm Utsmani | Khath Utsmani | Rasmul Qur'an
Rasm bisa diartikan atsar (bekas), khat (tulisan) atau metode penulisan. Rasm Utsmani atau disebut juga Rasmul Qur’an adalah tata cara penulisan Al-Qur’an yang ditetapkan pada masa khlalifah Utsman bin Affan. Istilah Rasmul Qur’an diartikan sebagai pola penulisan al-Qur’an yang digunakan Ustman bin Affan dan sahabat-sahabatnya ketika menulis dan membukukan Al-Qur’an. Yaitu mushaf yang ditulis oleh panitia empat yang terdiri dari Mus bin zubair, Said bin Al-Ash, dan Abdurrahman bin Al-harits. Mushaf Utsman ditulis dengan kaidah tertentu.

Kaidah rasm utsmani ada 6:
1. Hadzf (الْحَذْف)
Hadzf artinya membuang. Nah dalam penulisan Al-Qur’an ada beberapa huruf yang dibuang. Huruf yang dibuang diantaranya alif, wau, ya’, lam dan nun.

Contoh wau yang dibuang:
اَلْغَاونَ (اَلْغَاوُوْنَ)
Contoh ya’ yang dibuang:
وَلِيَ دِيْنِ (دِيْنِيْ)
Contoh lam yang dibuang:
وَالَّيْلِ (وَاللَّيْلِ)
Contoh nun yang dibuang:
لَمْ نَكُ (نَكُنْ)

2. Ziyadah (الزِّيَادَة)
Ziyadah artinya menambah. Maksudnya dalam kaidah imlai huruf-huruf tersebut tidak ada, namun dalam penulisan di Al-Qur’an dimunculkan walaupun tidak memengaruhi bacaan. Huruf yang ditambahkan diantaranya alif, wau, ya’ dan Ha’.
Contoh penambahan alif:
أَوْ لَأَاذْبَحَنَّهُ (لَأَذْبَحَنَّهُ)
Contoh penambahan wau:
سَأُورِيْكُمْ (سَأُرِيْكُمْ)
Contoh penambahan ya’:
بِأَيْيدٍ (بِأَيْدٍ)
Contoh penambahan Ha:
مَا هِيَهْ (هِيَ)
3. Badal (البَدْل)
Badal artinya mengganti. Adapun dalam rasm utsmani, badal adalah mengganti huruf dengan huruf yang lain.
Mengganti alif dengan wau:
الصَّلَوةُ (الصَّلَاةُ)، كَمِشْكَوةٍ (كَمِشْكَاةٍ)
Mengganti alif dengan ya’:
الضُّحَى (الضُّحَا)، يأَسَفَى (يأَسَفَا)
Mengganti ta’ marbuthah dengan ta’ maftuhah:
رَحْمَتَ (رَحْمَةَ)، امْرَاَتُ (امْرَاَةُ)
Mengganti nun dengan alif:
لَنَسْفَعًا (لَنَسْفَعَنْ)
4. Hamzah (الْهَمْزَة)
Hamzah ditulis dalam bentuk alif, ya’, wau, atau seperti kepala ain.
> Hamzah di awal kata ditulis dalam bentuk alif.
Contoh:
أَنْعَمْتَ، اَلْاَنْهَارُ، اِبْنٌ
> Hamzah di tengah kata ditulis menyesuaikan dengan harakat pada hamzah dan huruf sebelumnya. Urutan harakat terkuat antara hamzah dan huruf sebelumnya adalah kasrah, dhammah, fathah dan sukun. Ditulis dalam bentuk alif apabila mengacu pada harakat fathah; ditulis dalam bentuk ya’ apabila mengacu pada harakat kasrah; ditulis dalam bentuk wau apabila mengacu pada harakat dhammah.
Contoh penulisan hamzah di tengah:           
سَأَلَ، سُئِلَ، سُؤَالٌ
> Adapula hamzah yang ditulis mufradah atau seperti kepala ‘ain apabila berada diakhir kata dan sebelumnya adalah huruf sukun.
Contoh:
مِلْءٌ، مَاءٌ، سُوْءٌ، شَيْءٌ
Tapi ada penulisan hamzah di Al-Qur’an ada keluar dari ketentuan di atas diantaranya:
Al-Ma’arij: 13
وَفَصِيلَتِهِ الَّتِي تُئْوِيْهِ (تُؤْوِيْهِ)
Al-Isra: 60
.... وَمَا جَعَلْنَا الرُّءْيَا الَّتِي أَرَيْنَاكَ إِلاَّ فِتْنَةً لِّلنَّاسِ ... (الرُّؤْيَا)
Seharusnya pada Al-Ma’arij 13 dan Al-Isra 60 hamzahnya ditulis dengan bentuk wau.
5. Fashal dan Washal (الْفَصْلُ وَالْوَصْل)
Yang dimaksud fashal atau washal adalah pemisahan atau penggabungan dalam penulisan. Istilah lainnya adalah maqthu’ dan maushul namun maksudnya sama. Dalam Al-Qur’an, ada dua kata yang ditulis bersambung, namun kadang pula ditulis terpisah.
Contoh:
أَنْ لَّا – أَلَّا
إِنْ لَمْ – إِلَّمْ
أَنْ لَنْ – أَلَّنْ
إِنْ مَّا – إِمَّا
عَنْ مَّا – عَمَّا
مِنْ مَّا – مِمَّا
أَمْ مَّنْ – أَمَّنْ
كُلّ مَا – كُلّمَا
فِيْ مَا – فِيْمَا
يَوْمَ هُمْ - يَوْمَهُمْ
6. Kata yang terdapat dua qiraat dan ditulis salah satunya.
Apabila ada kata yang dibaca berbeda oleh para ahli qiraat, maka penulisannya hanya satu saja diambil dari yang paling banyak menggunakan.
Contoh:
مَلِكِ يَوْمِ الدِّينِ
Kata (مَلِكِ) pada mimnya tidak terdapat alif walaupun dibaca panjang dalam riwayat Imam Hafsh karena kebanyak qiraat membacanya dengan pendek.
اهدِنَا الصِّرَاطَ الْمُستَقِيمَ
Kata (الصِّرَاطَ) ditulis dengan shad walaupun dalam qiraat lain ada yang membacanya dengan sin.
... وَاللّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ
Pada Al-Baqarah 235, kata (يَبْصُطُ) ditulis dengan shad walaupun dalam riwayat Imam Hafsh dibaca dengan sin. Hal ini karena kebanyakan qiraat membacanya dengan shad.

 

Sumber copas: https://hahuwa.blogspot.com/2019/02/6-kaidah-rasm-utsmani-kaidah-penulisan.html

Bacaan Gharib; Shod Dibaca Sin (Tinjauan Bahasa, Qiro'ah dan Rasm)

Bacaan Gharib; Shod Dibaca Sin (Tinjauan Bahasa, Qiro'ah dan Rasm)

Bacaan gharib shad dibaca sin, Shad dibaca sin dibedah secara bahasa, qira'ah dan rasm.

Dalam pelajaran bacaan gharib atau ayat musykilat, kita akan menemukan bacaan yang tulisannya huruf shad (ص) tapi dibaca dengan huruf sin (س). Ada pertanyaan “mengapa tulisannya shad tapi dibaca sin?”, “Mengapa tidak ditulis dengan sin saja?”, dan pertanyaan lainnya.

 Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya akan membedah masalah shad yang dibaca sin dengan penjelasannya. Penjelasannya ditinjau dari segi bahasa (lughah), qiraah dan penulisan (rasm). Sebelum berlanjut, berikut ketentuan shad yang dibaca sin:

> Tulisan shad (ص) dibaca sin (س).
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللّهَ قَرْضاً حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافاً كَثِيرَةً وَاللّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ( البقرة : 235)
أَوَعَجِبْتُمْ أَن جَاءكُمْ ذِكْرٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِّنكُمْ لِيُنذِرَكُمْ وَاذكُرُواْ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاء مِن بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَصْطَةً فَاذْكُرُواْ آلاء اللّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الأعراف: 59)

> Tulisan shad (ص) bisa dibaca shad (ص) atau sin (س).
أَمْ عِندَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ (الطور: 37)
> Tulisan shad (ص) dibaca shad (ص)
لَّسْتَ عَلَيْهِم بِمُصَيْطِرٍ (الغاشية: 22)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (الفاتحة: 6)
A. Secara Bahasa
Imam qiraah yang membaca dengan sin berarti membaca secara asal bahasa karena memang kata-kata tersebut asalnya adalah huruf sin.
يَبْصُطُ (يَبْسُطُ)، بَصْطَةً (بَسْطَةً)، الْمُصَيْطِرُونَ (الْمُسَيْطِرُونَ)، بِمُصَيْطِرٍ (بِمُسَيْطِرٍ)، الصِّرَاطَ (السِّرَاطَ)
Adapun yang membaca dengan shad adalah untuk meringankan bacaan karena setelah huruf sin ada huruf isti’la yang mana sifatnya jauh dengan sin. Terus mengapa digantinya dengan huruf shad? Karena shad adalah huruf yang makhrajnya sama dengan sin dan sama-sama ditebalkan dengan huruf setelahnya. Sin dan shad makhrajnya adalah ujung lisan dengan gigi seri bawah bagian atasnya. Adapun shad dan tha’ keduanya mempunyai sifat isti’la dan ithbaq yang merupakan sifat yang kuat. Begitu juga huruf ro’ pada contoh di atas dibaca tebal/tafkhim.
B. Secara Qiraah
Dalam penulisan Al-Qur’an cetakan timur tengah, apabila ada sin kecil di atas shad artinya Imam Hafsh membacanya dengan huruf sin saja. Sedangkan apabila ada sin kecil di bawah shad berarti Imam Hafsh membacanya dengan sin atau shad, tapi lebih utama dengan shad karena sesuai dengan tulisannya.
C. Secara Rasm
Mungkin ada yang bertanya, kalau memang kata-kata tersebut dibaca sin mengapa harus ditulis shad? Jawabannya adalah karena penulisan Al-Qur’an itu terikat oleh yang disebut rasm utsmani.

 Dalam kaidah rasm utsmani nomor 6 disebutkan bahwa apabila ada satu kata yang dibaca berbeda oleh para ahli qiraat, maka ditulis salah satunya mengikuti jumhur atau yang paling banyak digunakan. Berdasarkan kaidah tersebut, didapati bahwa sebagian besar ulama ahli qiraat membaca kata (يَبْسُطُ), (بَسْطَةً), (الْمُسَيْطِرُونَ), (بِمُسَيْطِرٍ) dan (السِّرَاطَ) dengan shad.

Catatan:

Dalam penulisan kata (بِمُصَيْطِرٍ) dan (الصِّرَاطَ) tidak ada sin di bawah maupun di atas shad karena bacaan riwayat Imam Hafsh sesuai dengan tulisannya dan tidak pilihan lain. namun dalam bacaan qiraah yang lain ada yang membacanya dengan sin dan adapula dengan isymam antara shad dan zay.

Sumber copas: https://hahuwa.blogspot.com/2019/03/bacaan-gharib-shad-dibaca-sin-tinjauan.html?m=1

Bacaan Saktah dalam Qiro'ah Ashim dan Cara Bacanya

 Bacaan Saktah dalam Qiro'ah Ashim dan Cara Bacanya

Mungkin dari kita masih ada yang belum mengetahui tengtang hukum saktah dan bagaimana cara menerapkannya. Untuk itu, saya membuat postingan tentang hukum saktah dalam ilmu tajwid.

 
Pengertian Saktah

Saktah artinya diam dan mencegah. Adapun secara istilah adalah
قَطْعُ الْكَلِمَةِ مِنْ غَيْرِ تَنَفُّسٍ بِنِيَةِ الْقِرَاءَةِ
Saktah adalah memutus kata sambil menahan nafas dengan niat meneruskan bacaan.  Ketika ada saktah, kita berhenti sejenak kira-kira ukuran 2 harokat tanpa mengampil nafas dan bacaannya disambungkan.
 
Bacaan Saktah
Sedangkan dalam Qira’ah Imam Ashim riwayat Hafsh, bacaan saktah dalam al-Qur’an ada di empat tempat, yaitu:
1.     Surat Al-Kahfi ayat 1-2
Pada kata (عِوَجًا) di akhir ayat satu surat Al-Kahfi dan apabila hendak melanjutkan ke ayat dua maka diberlakukan saktah. Berikut ayatnya:
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْزَلَ عَلَى عَبْدِهِ الْكِتَابَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَهُ عِوَجًا س(١) قَيِّمًا لِّيُنْذِرَ بَأْسًا شَدِيدًا مِنْ لَدُنْهُ وَيُبَشِّرَ الْمُؤْمِنِينَ الَّذِينَ يَعْمَلُونَ الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ أَجْرًا حَسَنًا (٢)

 ”Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al kitab (Al-Quran) dan Dia tidak Mengadakan kebengkokan di dalamnya (1). Sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan siksaan yang sangat pedih dari sisi Allah dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman, yang mengerjakan amal saleh, bahwa mereka akan mendapat pembalasan yang baik (2)”. 

 
Pada kata (عِوَجًا) tidak diterapkan ikhfa’ melainkan mad iwadh seperti ketika waqof. Adanya saktah pada akhir ayat satu supaya tidak ada pembiasan makna. Ditakutkan bahwa kata (قَيِّمًا) disangka sebagai shifat/naat untuk kata (عِوَجًا). Kata (قَيِّمًا)  artinya lurus sedangkan (عِوَجًا) artinya kebengkokan. Sehingga tidak mungkin yang lurus menyipati yang bengkok. Kata (قَيِّمًا) kedudukannya sebagai hal. 

Apabila kita waqof di akhir ayat satu maka tidak berlaku hukum saktah. Hukum berlakunya ketika diwashol/disambung dari ayat satu sampai ayat dua.

2.     Surat Yasin ayat 52
قَالُوا يَا وَيْلَنَا مَنْ بَعَثَنَا مِنْ مَرْقَدِنَا س هَذَا مَا وَعَدَ الرَّحْمَنُ وَصَدَقَ الْمُرْسَلُونَ (٥٢)

”Mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat tidur Kami (kubur)?”. Inilah yang dijanjikan (Tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul-Nya.”

Saktah pada kata (مَرْقَدِنَا) lalu dilanjutkan ke (هَذَا). Faidah adanya saktah pada ayat ini ialah menjelaskan bahwa perkataan orang-orang kafir berhenti (مَرْقَدِنَا) dan dari (هَذَا) adalah perkataan Malaikat. Sehingga (هَذَا) bukan sifat/naat dari (مَرْقَدِنَا) melainkan jadi mubtada’. Cara membaca ayat ini ada dua pilihan yaitu waqof dan washol. Apabila waqof maka berhenti di kata (مَرْقَدِنَا) dan ibtida’ dari kata (هَذَا). Apabila diwasholkan maka diberlakukan hukum saktah.

3.     Surat Al-Qiyamah ayat 27
Surat Al-Qiyamah ayat 27 yang disaktahkan yaitu pada kata (مَنْ), berikut ayatnya:
وَقِيلَ مَنْ س رَاقٍ  (٢٧)
Pada ayat di atas harus diterapkan bacaan saktah, karena tidak diperbolehkan waqof pada kata (مَنْ) dan ibtida’ dari (رَاقٍ). Jadi harus dibaca washol dengan menerapkan hukum saktah. Saktah pada ayat ini adalah untuk menjaga izhharnya nun mati. Apabila nun mati diidghomkan ke huruf ro’ maka ditakutkan dianggap menjadi kata (مَرَّاق) yang sesuai dengan wazan (فَعَّالٌ).
4.     Surat Al-Muthoffifin ayat 14
Adapun saktah pada surat Al-Muthoffifin ayat 14 adalah pada kata (بَلْ). Berikut ayat lengkapnya:
كَلا بَلْ س رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَّا كَانُوا يَكْسِبُونَ (١٤)
Ketika kita membaca surat Al-Muthoffifin ayat 14 maka harus diterapkan hukum saktah pada kata . Sama dengan saktah di surat Al-Qiyamah, saktah di ayat ini agar tidak terjadi kesalahan makna bila tidak disaktahkan. Apabila tidak ada saktah maka Lam diidghomkan ke Ro karena termasuk idghom mutaqoribain. Ketika idghom maka orang yang tidak tahu tulisannya akan mengira (بَلْ) dan (رَانَ) adalah satu kata menjadi (بَرَّانَ).

==============
Ayat ini harus dibaca washol sampai akhir ayat dengan menerapkan saktah dan tidak boleh waqof pada kata (بَلْ) dan ibtida’ dari (رَانَ). Tidak bolehnya waqof pada kata (بَلْ) karena belum sempurna maknanya.
 
#Bacaan Saktah Lainnya
Selain empat ayat di atas, dalam qiroath Imam Ashim ada dua tempat yang biasanya diterapkan saktah, yaitu:
1.     Antara akhir surat surat Al-Anfal dan awal surat At-Tawbah
Yaitu pada kata (عَلِيمٌ) pada ayat terakhir surat Al-Anfal. Bila kita ingin mewasholkan akhir surat Al-Anfal ke awal surat At-Tawbah maka boleh disaktahkan. Berikut ayatnya:
....إِنَّ اللَّهَ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ (٧٥) بَرَاءَةٌ مِنَ اللَّهِ....
Namun saktah pada ayat ini merupakan salah satu alternatif dari tiga cara yang dibolehkan yakni boleh washol, saktah atau waqof.
2.     Surat Al-Haqqoh ayat 28-29
Pada akhir ayat 28 surat Al-Haqqoh terdapat Ha’ zaidah sukun dan di awal ayat berikutnya ada Ha’. Apabila ingin menyambungkan ayat 28 ke ayat 29 maka boleh dibaca saktah antara kedua Ha’ tadi.
مَآ أَغْنَى عَنِّي مَالِيَهْ (٢٨) هَلَكَ عَنِّي سُلْطَانِيَهْ (٢٩)
Boleh juga dibaca idghom karena Ha’ sukun bertemu Ha’ dan dihukumi idghom mutamatsilain.
Dalam qira’at sab’ah bacaan saktah banyak ditemukan pada Qira’ah Imam Hamzah, yaitu setiap ada hamzah qatha’ yang sebelumnya ada tanwin atau alif lam ta’rif, seperti:
رَسُوْلٌ أَمِيْنٌ - عَذَابٌ أَلِيْمٌ - اَلْأَنْهَارُ - فِي الْأَرْضِ

 

Sumber copas: https://hahuwa.blogspot.com/2017/01/bacaan-saktah-dalam-qiroat-ashim.html?m=1

SAFINATUN NAJAH

More »