Bacaan Gharib; Shod Dibaca Sin (Tinjauan Bahasa, Qiro'ah dan Rasm)
Bacaan gharib
shad dibaca sin, Shad dibaca sin dibedah secara bahasa, qira'ah dan rasm.
Dalam
pelajaran bacaan gharib atau ayat musykilat, kita akan menemukan bacaan yang
tulisannya huruf shad (
ص)
tapi dibaca dengan huruf sin (
س).
Ada pertanyaan “mengapa tulisannya shad tapi dibaca sin?”, “Mengapa tidak
ditulis dengan sin saja?”, dan pertanyaan lainnya.
Oleh karena
itu, pada kesempatan ini saya akan membedah masalah shad yang dibaca sin dengan
penjelasannya. Penjelasannya ditinjau dari segi bahasa (lughah), qiraah dan
penulisan (rasm). Sebelum berlanjut, berikut ketentuan shad yang dibaca sin:
> Tulisan shad (ص)
dibaca sin (س).
مَّن
ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللّهَ قَرْضاً حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافاً
كَثِيرَةً وَاللّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ وَإِلَيْهِ
تُرْجَعُونَ ( البقرة : 235)
أَوَعَجِبْتُمْ
أَن جَاءكُمْ ذِكْرٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِّنكُمْ لِيُنذِرَكُمْ
وَاذكُرُواْ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاء مِن بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي
الْخَلْقِ بَصْطَةً فَاذْكُرُواْ آلاء اللّهِ
لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الأعراف: 59)
> Tulisan shad (ص)
bisa dibaca shad (ص) atau sin (س).
أَمْ
عِندَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ (الطور:
37)
> Tulisan
shad (ص) dibaca shad (ص)
لَّسْتَ
عَلَيْهِم بِمُصَيْطِرٍ (الغاشية: 22)
اهْدِنَا
الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (الفاتحة: 6)
A. Secara Bahasa
Imam qiraah
yang membaca dengan sin berarti membaca secara asal bahasa karena memang
kata-kata tersebut asalnya adalah huruf sin.
يَبْصُطُ (يَبْسُطُ)،
بَصْطَةً (بَسْطَةً)، الْمُصَيْطِرُونَ (الْمُسَيْطِرُونَ)، بِمُصَيْطِرٍ (بِمُسَيْطِرٍ)،
الصِّرَاطَ (السِّرَاطَ)
Adapun yang
membaca dengan shad adalah untuk meringankan bacaan karena setelah huruf sin
ada huruf isti’la yang mana sifatnya jauh dengan sin. Terus mengapa digantinya
dengan huruf shad? Karena shad adalah huruf yang makhrajnya sama dengan sin dan
sama-sama ditebalkan dengan huruf setelahnya. Sin dan shad makhrajnya adalah
ujung lisan dengan gigi seri bawah bagian atasnya. Adapun shad dan tha’
keduanya mempunyai sifat isti’la dan ithbaq yang merupakan sifat yang kuat.
Begitu juga huruf ro’ pada contoh di atas dibaca tebal/tafkhim.
B. Secara Qiraah
Dalam
penulisan Al-Qur’an cetakan timur tengah, apabila ada sin kecil di atas shad
artinya Imam Hafsh membacanya dengan huruf sin saja. Sedangkan apabila ada sin
kecil di bawah shad berarti Imam Hafsh membacanya dengan sin atau shad, tapi
lebih utama dengan shad karena sesuai dengan tulisannya.
C. Secara Rasm
Mungkin ada
yang bertanya, kalau memang kata-kata tersebut dibaca sin mengapa harus ditulis
shad? Jawabannya adalah karena penulisan Al-Qur’an itu terikat oleh yang
disebut rasm utsmani.
Dalam kaidah
rasm utsmani nomor 6 disebutkan bahwa apabila ada satu kata yang dibaca berbeda
oleh para ahli qiraat, maka ditulis salah satunya mengikuti jumhur atau yang
paling banyak digunakan. Berdasarkan kaidah tersebut, didapati bahwa sebagian
besar ulama ahli qiraat membaca kata (يَبْسُطُ),
(بَسْطَةً), (الْمُسَيْطِرُونَ),
(بِمُسَيْطِرٍ) dan (السِّرَاطَ)
dengan shad.
Catatan:
Dalam
penulisan kata (بِمُصَيْطِرٍ)
dan (الصِّرَاطَ) tidak ada sin di
bawah maupun di atas shad karena bacaan riwayat Imam Hafsh sesuai dengan
tulisannya dan tidak pilihan lain. namun dalam bacaan qiraah yang lain ada yang
membacanya dengan sin dan adapula dengan isymam antara shad dan zay.
Sumber copas: https://hahuwa.blogspot.com/2019/03/bacaan-gharib-shad-dibaca-sin-tinjauan.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar