Jumat, 28 Agustus 2020

Bacaan Gharib; Shod Dibaca Sin (Tinjauan Bahasa, Qiro'ah dan Rasm)

Bacaan Gharib; Shod Dibaca Sin (Tinjauan Bahasa, Qiro'ah dan Rasm)

Bacaan gharib shad dibaca sin, Shad dibaca sin dibedah secara bahasa, qira'ah dan rasm.

Dalam pelajaran bacaan gharib atau ayat musykilat, kita akan menemukan bacaan yang tulisannya huruf shad (ص) tapi dibaca dengan huruf sin (س). Ada pertanyaan “mengapa tulisannya shad tapi dibaca sin?”, “Mengapa tidak ditulis dengan sin saja?”, dan pertanyaan lainnya.

 Oleh karena itu, pada kesempatan ini saya akan membedah masalah shad yang dibaca sin dengan penjelasannya. Penjelasannya ditinjau dari segi bahasa (lughah), qiraah dan penulisan (rasm). Sebelum berlanjut, berikut ketentuan shad yang dibaca sin:

> Tulisan shad (ص) dibaca sin (س).
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللّهَ قَرْضاً حَسَناً فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافاً كَثِيرَةً وَاللّهُ يَقْبِضُ وَيَبْصُطُ وَإِلَيْهِ تُرْجَعُونَ ( البقرة : 235)
أَوَعَجِبْتُمْ أَن جَاءكُمْ ذِكْرٌ مِّن رَّبِّكُمْ عَلَى رَجُلٍ مِّنكُمْ لِيُنذِرَكُمْ وَاذكُرُواْ إِذْ جَعَلَكُمْ خُلَفَاء مِن بَعْدِ قَوْمِ نُوحٍ وَزَادَكُمْ فِي الْخَلْقِ بَصْطَةً فَاذْكُرُواْ آلاء اللّهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (الأعراف: 59)

> Tulisan shad (ص) bisa dibaca shad (ص) atau sin (س).
أَمْ عِندَهُمْ خَزَائِنُ رَبِّكَ أَمْ هُمُ الْمُصَيْطِرُونَ (الطور: 37)
> Tulisan shad (ص) dibaca shad (ص)
لَّسْتَ عَلَيْهِم بِمُصَيْطِرٍ (الغاشية: 22)
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ (الفاتحة: 6)
A. Secara Bahasa
Imam qiraah yang membaca dengan sin berarti membaca secara asal bahasa karena memang kata-kata tersebut asalnya adalah huruf sin.
يَبْصُطُ (يَبْسُطُ)، بَصْطَةً (بَسْطَةً)، الْمُصَيْطِرُونَ (الْمُسَيْطِرُونَ)، بِمُصَيْطِرٍ (بِمُسَيْطِرٍ)، الصِّرَاطَ (السِّرَاطَ)
Adapun yang membaca dengan shad adalah untuk meringankan bacaan karena setelah huruf sin ada huruf isti’la yang mana sifatnya jauh dengan sin. Terus mengapa digantinya dengan huruf shad? Karena shad adalah huruf yang makhrajnya sama dengan sin dan sama-sama ditebalkan dengan huruf setelahnya. Sin dan shad makhrajnya adalah ujung lisan dengan gigi seri bawah bagian atasnya. Adapun shad dan tha’ keduanya mempunyai sifat isti’la dan ithbaq yang merupakan sifat yang kuat. Begitu juga huruf ro’ pada contoh di atas dibaca tebal/tafkhim.
B. Secara Qiraah
Dalam penulisan Al-Qur’an cetakan timur tengah, apabila ada sin kecil di atas shad artinya Imam Hafsh membacanya dengan huruf sin saja. Sedangkan apabila ada sin kecil di bawah shad berarti Imam Hafsh membacanya dengan sin atau shad, tapi lebih utama dengan shad karena sesuai dengan tulisannya.
C. Secara Rasm
Mungkin ada yang bertanya, kalau memang kata-kata tersebut dibaca sin mengapa harus ditulis shad? Jawabannya adalah karena penulisan Al-Qur’an itu terikat oleh yang disebut rasm utsmani.

 Dalam kaidah rasm utsmani nomor 6 disebutkan bahwa apabila ada satu kata yang dibaca berbeda oleh para ahli qiraat, maka ditulis salah satunya mengikuti jumhur atau yang paling banyak digunakan. Berdasarkan kaidah tersebut, didapati bahwa sebagian besar ulama ahli qiraat membaca kata (يَبْسُطُ), (بَسْطَةً), (الْمُسَيْطِرُونَ), (بِمُسَيْطِرٍ) dan (السِّرَاطَ) dengan shad.

Catatan:

Dalam penulisan kata (بِمُصَيْطِرٍ) dan (الصِّرَاطَ) tidak ada sin di bawah maupun di atas shad karena bacaan riwayat Imam Hafsh sesuai dengan tulisannya dan tidak pilihan lain. namun dalam bacaan qiraah yang lain ada yang membacanya dengan sin dan adapula dengan isymam antara shad dan zay.

Sumber copas: https://hahuwa.blogspot.com/2019/03/bacaan-gharib-shad-dibaca-sin-tinjauan.html?m=1

0 komentar:

Posting Komentar

SAFINATUN NAJAH

More »