Dalam al-Qur’an, Allah Ta'ala menyebut Nabi Yahya as dengan kata “Sayyid”:
وَسَيِّدًا وَحَصُورًا وَنَبِيًّا مِنَ الصَّالِحِينَ (ءال عمران: 39)
“… menjadi pemimpin dan ikutan, menahan diri (dari hawa nafsu) dan seorang nabi termasuk keturunan orang-orang saleh”.
QS. Ali ‘Imran: 39
Al-Hakim dalam Al-Mustadrak. Hadits yang mempunyai Isnad shahih ini berasal dari Jabir bin ‘Abdullah ra. yang mengatakan sebagai berikut:
“Pada suatu hari kulihat Rasulallah saw. naik keatas mimbar. Setelah memanjatkan puji syukur kehadirat Allah saw. beliau bertanya : ‘Siapakah aku ini ?’ Kami menyahut: Rasulallah ! Beliau bertanya lagi: ‘Ya, benar, tetapi siapakah aku ini ?’. Kami menjawab : Muhammad bin ‘Abdullah bin ‘Abdul-Mutthalib bin Hasyim bin ‘Abdi Manaf ! Beliau kemudian menyatakan : ‘Aku sayyid anak Adam….’.”
Para Sahabat pun menghormati keluarga Rasulullah Shalallahu a'laihi wassalam dengan menyebut "Sayyidi"
Didalam Al-Mustadrak Al-Hakim mengetengahkan sebuah Hadist dengan isnad Shahih, bahwa “Abu Hurairah ra. dalam menjawab ucapan salam Al-Hasan bin ‘Ali ra. selalu mengatakan “Alaikassalam ya sayyidi”. Atas pertanyaan seorang Sahabat ia menjawab : ‘Aku mendengar sendiri Rasulullah Shalallahu a'laihi wassalam. menyebutnya (Al-Hasan ra.) Sayyid’ “.
Hadist Nabi Shalallahu a'laihi wassalam diriwayatkan Abu Hurairah ra :
أنا سيد ولد آدم يوم القيامة، وأول من ينشق عنه القبر، وأول شافع وأول مشفع.
“Aku adalah Sayyid (penghulu) anak Adam pada hari kiamat, orang pertama yang bangkit dari kubur, orang pertama yang memberi syafaat dan orang pertama yang diberi hak untuk memberikan syafaat”
Shahih Muslim, 4223
Asy-Syaikh al’Allamah Ibn Hajar al-Haitami rahimahullah dalam Kitab al-Minhaj al-Qawim, hlm160, menuliskan sebagai berikut :
وَلاَ بَأْسَ بِزِيَادَةِ سَيِّدِنَا قَبْلَ مُحَمَّدٍ، وَخَبَرُ”لاَ تُسَيِّدُوْنِي فِيْ الصَّلاَةِ” ضَعِيْفٌ بَلْ لاَ أَصْلَ لَهُ
“Dan tidak mengapa menambahkan kata “Sayyidina” sebelum Muhammad. Sedangkan hadits yang berbunyi “La Tusyyiduni Fi ash-Shalat” adalah hadits dha’if bahkan tidak memiliki dasar (hadits maudlu/palsu)”.
Syekh Ibrahim bin Muhammad al-Bajuri rahimahullah mengatakan :
“الأولي ذكر السيادة لأن الأفضل سلوك الأدب”.
" Yang lebih utama adalah mengucapkan "Sayyidi" karena ini adalah cara lebih utama dalam beradab"
Kitab Hasyiyah al-Bajuri, I/156
0 komentar:
Posting Komentar