Jumat, 21 Januari 2022

PENCIPTA KALIMAT WALLAHULMUAFFIQ ILA AQWAMITHORIQ والله الموفق الى أقوم الطارق

PENCIPTA KALIMAT WALLAHULMUAFIQ ILA AQWAMITHORIQ 


Pada umumnya umat Islam mengakhiri ceramah atau surat-menyurat keagamaan dengan kalimat “Billahit taufiq wal-hidayah” atau “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq” yang diucapkan atau ditulis sebelum salam penutup. Tetapi tahukah mereka siapa pencipta ke dua kalimat tersebut?

Pencipta kedua kalimat itu adalah K.H. Ahmad Abdul Hamid yang lebih dikenal dengan nama K.H. Achmad Abdul Hamid Kendal. Beliau adalah salah satu ulama kharismatik di Jawa Tengah, pengasuh Ponpes Al-Hidayah Kendal Kota dan Imam Masjid Besar Kendal. Karena peran dan ketokohan beliau, masyarakat Kendal menyebut beliau sebagai “Bapak Kabupaten Kendal”.

 
KH. Achmad Abdul Hamid Kendal lahir di Kendal Tahun 1915. Ayahandanya bernama KH. Abdul Hamid. Beliau dilahirkan pada saat di negeri ini sedang marak berdiri berbagai pergerekan dan organisasi keagamaan, sosial, ekonomi, politik dan lain-lain. Seperti Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tahun 1905 lalu pada tahun 1906 berubah menjadi Sarikat Islam, Muhammadiyah berdiri pada tahun 1912.

Pada tahun 1918 lahir Nahdlatul Tujjar sebagai cikal bakal Nahdatul Ulama (NU). Kemudian pada 31 Januari 1926 berdirilah NU, tahun 1928 terjadi Sumpah Pemuda dan lain-lain.

Mulanya kalimat “Billahit Taufiq wal Hidayah” beliau ciptakan sebagai ciri khas warga NU untuk mengakhiri ceramah, pidato dan surat menyurat. Pertama kali beliau mengucapkan kalimat itu di Magelang yang selanjutkan
diikuti oleh para Ulama NU dan seluruh warga Nahdliyin. Namun kalimat itu
akhirnya ditiru dan digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam dari
berbagai organisasi dan pergerakan. Kekhasan untuk warga NU pun sudah tidak ada lagi.

 
Untuk itu beliau menciptakan kalimat baru “Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thariq” yang dirasa cukup sulit ditirukan oleh warga non-NU. Sehingga sejak itu warga Nahdliyyin menggunakan kalimat : “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq” dalam mengakhiri ceramah, pidato dan surat menyurat sebelum salam penutup, meski yang tetap terbiasa menggunakan :”Billahit Taufiq wal Hidayah” juga masih banyak.

Khidmah Kiai Ahmad (demikian panggilannya sehari-hari) di NU dimulai dari tingkat cabang sampai PBNU. Banyak tugas penting di NU yang pernah diembannya seperti Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah (dengan Katib KH Sahal Mahfudz), dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU dan MUI Jawa Tengah. Beliau juga tercatat sebagai kontributor dan distributor majalah Berita NO, yang terbit tahun 1930an.

Dalam sebuah tulisan, Kiai Sahal Mahfudz menyebutkan bahwa Kiai Ahmad menyimpan dokumen-dokumen jurnalistik NU seperti Buletin LINO (Lailatul Ijtima’ Nadhlatoel Oelama).

Foto: KH. Achmad Abdul Hamid Kendal (tengah) bersama Syech Yasin bin Isa al-Fadani

#ansorbansersatubarisan
#hubbulwathonminaliman
#lahulfatihah.......

0 komentar:

Posting Komentar

SAFINATUN NAJAH

More »