Jumat, 14 Januari 2022

DIBALIK MAKNA SYAIUN LILLAHI LAHUMUL FATIHAH

DIBALIK MAKNA SYAIUN LILLAHI LAHUMUL FATIHAH
(ﺷﺊٌ ﻟِﻠّﻪِ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔْ) 

Kalimat “SYAIUN LILLAHI LAHUMUL FATIHAH (ﺷﺊٌ ﻟِﻠّﻪِ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔْ)” atau sejenisnya sering kita dengar dalam setiap majlis, baik itu ketika tahlilan, syukuran, barzanji dan lain-lainnya (jgn hiraukan mereka yg anti 🙂🙂) 

Apa maksud kalimat tersebut?
Kenapa para ulama mengajarkan kalimat tersebut kepada kita? 

Mari kita pelajari bersama-sama. Baik.., biasanya kalimat itu disebutkan sebelum membaca al-Fatihah sebagai pembukaan setelah menyebutkan rentetan nama arwah² yg akan dido’akan. 

Secara bahasa kalimat (SYAI UN LILLAHI LAMUHUL AL-FATIHAH) terdapat tiga susunan kalimat:
Pertama adalah Susunan kalimat “SYAI UN LILLAHI ( ﺷَﺊٌ ﻟِﻠّﻪِ )” yang bermakna bahwa “Semua yang dilakukan itu karena Allah semata”.

Kedua: Lahum, artinya adalah bacaan yg akan dibaca yaitu Fatihah, dihadiahkan untuk para arwah yg telah kita sebutkan sebelumnya.

Dan ketiga adalah “Al-Fatihah” yaitu nama surat pembuka al-Qu’an.

Oleh karena itu, jika digabungan artinya adalah; "Semua apa yang kita lakukan hanyalah karena Allah, kemudian menghadiahkan Fatihah kpd para arwah".

Sebenarnya tidak ada anjuran untuk mengucapkan kalimat tersebut, namun juga tidak ada larangan untuk mengamalkan ataupun meninggalkannya. 

Dalm Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman: 297 diterangkan, susunan kalimat itu adalah sebuah tradisi: 

ﻳَﺎ ﻓُﻠَﺎﻥ ﺷَﻲْﺀٌ ﻟِّﻠﻪ ﻏَﻴْﺮُ ﻋَﺮَﺑِﻴَّﺔ ﻟَﻜِﻨَّﻬﺎ ﻣِﻦْ ﻣَﻮﻟِﺪﺍﺕِ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻌُﺮْﻑ
“Hai Fulan, kalimat “SYAI UN LILLAHI” bukanlah bahasa arab, melainkan lahir dari sebuah tradisi” 

Dan sebuah tradisi diperbolehkan dan bahkan dapat dianjurkan selama itu tidak bertentangan dengan Al-Quran & Hadits. 

Diterangkan juga dalam kitab “Qurrotul ‘Ain Bi Fataawiy Syaikh Isma’iil az-Zain: 

ﻭ ﻣﻌﻨﻲ ﺷﺊ ﻟﻠﻪ ﻣﻄﻠﻮﺑﻨﺎ ﻭﻣﻘﺼﻮﺩﻧﺎ ﺷﺊ ﻟﻠﻪ ﺍﻱ ﻳﺴﺘﻤﺪ ﻟﻮﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺑﺘﻐﺎﺀ ﻭﺍﺳﺘﻤﺪﺍﺩﺍ ﻻ ﻟﻐﻴﺮﻩ ﻭﻻ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻔﻴﻬﺎ ﺍﻋﺘﺮﺍﻑ ﺑﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺴﻮﻕ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﻭﻳﺤﻘﻖ ﺍﻟﻤﺄﺭﺏ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ ﺍﻟﺦ
“Dan makna syaiun lillaahi adalah tujuan dan kehendak kami semuanya dari Alloh, artinya ia hanya memohon pada Allah dengan mengharap ridho dan pertolongan-Nya, tidak kepada selain Allah. Jelasnya didalamnya mengandung pengakuan bahwa yang merealisasikan keinginan-keinginan dan mewujudkan kebutuhan-kebutuhannya adalah Allah Ta’ala semata”.

Semoga bermanfaat..

Cp: Gus Dewa Menjawab

0 komentar:

Posting Komentar

SAFINATUN NAJAH

More »