Jumat, 28 Januari 2022
Ijazah Wirid Untuk Ibu Hamil dari Ummi Hj. Azzah Noor Laila Lirboyo
Ijazah Wirid Untuk Ibu Hamil
dari Ummi. Hj. Azzah Noor Laila Lirboyo
•
Setiap hari membaca:
1. Surat Yasin dan Wl-Waqiah
2. 4 ayat akhir Surat Al-Hasyr
(لَوۡ أَنزَلۡنَا هَـٰذَا ٱلۡقُرۡءَانَ عَلَىٰ جَبَلࣲ لَّرَأَیۡتَهُۥ خَـٰشِعࣰا مُّتَصَدِّعࣰا مِّنۡ خَشۡیَةِ ٱللَّهِۚ وَتِلۡكَ ٱلۡأَمۡثَـٰلُ نَضۡرِبُهَا لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ یَتَفَكَّرُونَ هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِی لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَۖ عَـٰلِمُ ٱلۡغَیۡبِ وَٱلشَّهَـٰدَةِۖ هُوَ ٱلرَّحۡمَـٰنُ ٱلرَّحِیمُ هُوَ ٱللَّهُ ٱلَّذِی لَاۤ إِلَـٰهَ إِلَّا هُوَ ٱلۡمَلِكُ ٱلۡقُدُّوسُ ٱلسَّلَـٰمُ ٱلۡمُؤۡمِنُ ٱلۡمُهَیۡمِنُ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡجَبَّارُ ٱلۡمُتَكَبِّرُۚ سُبۡحَـٰنَ ٱللَّهِ عَمَّا یُشۡرِكُونَ هُوَ ٱللَّهُ ٱلۡخَـٰلِقُ ٱلۡبَارِئُ ٱلۡمُصَوِّرُۖ لَهُ ٱلۡأَسۡمَاۤءُ ٱلۡحُسۡنَىٰۚ یُسَبِّحُ لَهُۥ مَا فِی ٱلسَّمَـٰوَ ٰتِ وَٱلۡأَرۡضِۖ وَهُوَ ٱلۡعَزِیزُ ٱلۡحَكِیمُ)
3. Sholawat 100X
4. Ayat Kursi
5. يارحمن يارحيم 100X
.
.
NB : sebelum membaca hendaknya fatihah ke Beliau, agar beliau sekeluarga diberikan umur panjang, sehat walafiat.
📷 Cak Muhammad, Cak Abdullah, Cak Ahmad, Cak Iman Dan Ummi Azzah Noor Laila.
Jumat, 21 Januari 2022
PENCIPTA KALIMAT WALLAHULMUAFFIQ ILA AQWAMITHORIQ والله الموفق الى أقوم الطارق
PENCIPTA KALIMAT WALLAHULMUAFIQ ILA AQWAMITHORIQ
Pada umumnya umat Islam mengakhiri ceramah atau surat-menyurat keagamaan dengan kalimat “Billahit taufiq wal-hidayah” atau “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamith Thariq” yang diucapkan atau ditulis sebelum salam penutup. Tetapi tahukah mereka siapa pencipta ke dua kalimat tersebut?
Pencipta kedua kalimat itu adalah K.H. Ahmad Abdul Hamid yang lebih dikenal dengan nama K.H. Achmad Abdul Hamid Kendal. Beliau adalah salah satu ulama kharismatik di Jawa Tengah, pengasuh Ponpes Al-Hidayah Kendal Kota dan Imam Masjid Besar Kendal. Karena peran dan ketokohan beliau, masyarakat Kendal menyebut beliau sebagai “Bapak Kabupaten Kendal”.
KH. Achmad Abdul Hamid Kendal lahir di Kendal Tahun 1915. Ayahandanya bernama KH. Abdul Hamid. Beliau dilahirkan pada saat di negeri ini sedang marak berdiri berbagai pergerekan dan organisasi keagamaan, sosial, ekonomi, politik dan lain-lain. Seperti Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan pada tahun 1905 lalu pada tahun 1906 berubah menjadi Sarikat Islam, Muhammadiyah berdiri pada tahun 1912.
Pada tahun 1918 lahir Nahdlatul Tujjar sebagai cikal bakal Nahdatul Ulama (NU). Kemudian pada 31 Januari 1926 berdirilah NU, tahun 1928 terjadi Sumpah Pemuda dan lain-lain.
Mulanya kalimat “Billahit Taufiq wal Hidayah” beliau ciptakan sebagai ciri khas warga NU untuk mengakhiri ceramah, pidato dan surat menyurat. Pertama kali beliau mengucapkan kalimat itu di Magelang yang selanjutkan
diikuti oleh para Ulama NU dan seluruh warga Nahdliyin. Namun kalimat itu
akhirnya ditiru dan digunakan oleh hampir semua kalangan umat Islam dari
berbagai organisasi dan pergerakan. Kekhasan untuk warga NU pun sudah tidak ada lagi.
Untuk itu beliau menciptakan kalimat baru “Wallahul Muwaffiq ila Aqwamith Thariq” yang dirasa cukup sulit ditirukan oleh warga non-NU. Sehingga sejak itu warga Nahdliyyin menggunakan kalimat : “Wallahul Muwaffiq Ila Aqwamit Thariq” dalam mengakhiri ceramah, pidato dan surat menyurat sebelum salam penutup, meski yang tetap terbiasa menggunakan :”Billahit Taufiq wal Hidayah” juga masih banyak.
Khidmah Kiai Ahmad (demikian panggilannya sehari-hari) di NU dimulai dari tingkat cabang sampai PBNU. Banyak tugas penting di NU yang pernah diembannya seperti Rais Syuriyah PCNU Kabupaten Kendal, Wakil Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah (dengan Katib KH Sahal Mahfudz), dan terakhir sebagai Mustasyar PBNU dan MUI Jawa Tengah. Beliau juga tercatat sebagai kontributor dan distributor majalah Berita NO, yang terbit tahun 1930an.
Dalam sebuah tulisan, Kiai Sahal Mahfudz menyebutkan bahwa Kiai Ahmad menyimpan dokumen-dokumen jurnalistik NU seperti Buletin LINO (Lailatul Ijtima’ Nadhlatoel Oelama).
Foto: KH. Achmad Abdul Hamid Kendal (tengah) bersama Syech Yasin bin Isa al-Fadani
#ansorbansersatubarisan
#hubbulwathonminaliman
#lahulfatihah.......
Rabu, 19 Januari 2022
Doa Pernikahan Doa untuk Pengantin
Beberapa santri memintaku menuliskan doa nikah yg biasa kubaca. Inilah doa itu, mengutip doa Mbah Kiai Kholil, Bangkalan:
اللّهُمَّ بِفَضْلِكَ عُمَّنَا وَبِلُطْفِكَ حُفَّنَا
وَاجْعَلْ زَوَاجَهُمَا مُبَارَكًا مَيْمُونًا
اللَّهُمَّ أَلِّفْ بَيْنَهُمَا أُلْفَةً وَقَرَارًا دَآئِماً
وَلَا تَجْعَلْ بَيْنَهُمَا فُرْقَةً وَفِرَارًا وَخصومًا
أَللَّهُمَّ أَلْقِ بَيْنَهُمَا الْمَحَبَّةَ وَاْلوِدَادَ وَارْزُقْهُمَا النَّسْلَ الصَّالِحَ مِنَ الْبَنَاتِ وَالْاَوْلَادِ
حَتَّى يَرَوْنَ اْلاَسْبَاطَ وَالْاَحْفَادَ
اللَّهُمَّ اكْفِهِمَا مُؤْنَةَ الْحَيَاةِ وَالْمَمَاتِ
اللَّهُمَّ اكْفِهِمَا مُؤْنَةَ الدِّينِ وَالدُّنْيَا وَاْلاَخِرَةِ
اللَّهُمَّ احْفَظْهُمَا مِنْ مَكَايِدِ الْخَلْقِ
وَوَسِّعْ عَلَيْهِمَا الرِّزْقَ
رَبّنّا هّبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَاماً
رَبِّ هَبْ لِى مِنْ لَدُنْكَ ذُرِّيَّةً طَيِّبَةً إِنَّكَ سَمِيْع الدُّعَآء. رَبِّ اَوْزِعْنِى اَنْ أَشْكُرَ نِعْمَتَكَ الَّتِى اَنْعَمْتَ عَلَيَّ وَعَلَى وَالِدَيَّ وَاَنْ اَعْمَلَ صَالِحاً تَرْضَاهُ
وَاصْلِحْ لِى فِى ذُرِّيَّتِى
إِنِّى تُبْتُ اِلَيْكَ وَاِنِّى مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Ya Allah
Liputi kami dgn anugerahMu
Selimuti kami dgn kelembutanMu
Jadikan perkawinan mereka penuh berkah
Ya Allah
Semoga mereka slalu dlm ketenangan & kedamaian selamanya
Jgn biarkan mereka berpisah, berjauhan, retak & berantakan
Alirkan ke dlm hati mreka rasa saling mencinta & menyayang
Anugerahi mereka putra putri yg saleh
Hingga kelak mereka akan melihat cucu2 & cicit2
Ya Allah
Cukupi mreka bekal hidup & saat pulang kelak
Cukupi mereka bekal agama, bekal hidupan di dunia sekarang ini & akhirat kelak
Duhai Allah
Jaga mereka dari kegalauan & gangguan buruk manusia & lapangkan rizki mereka
Duhai Allah
Anugerahi kami anak2, cucu & cicit yg menjadi cahaya mata kami & jadikan mereka pemimpin
Orang2 yg mencintaiMu
Duhai, Tuhanku, anugerahi aku
anak yg saleh.Sungguh Engkau Maha Mendengar Segala pinta
Duhai Tuhanku
Limpahi aku kemampuan u/ slalu mensyukuri anugerahMu
Yg telah Kau bagi untukku, ibuku & ayahku
Jg kemampuan u/ slalu setia kepadaMu & atasnya Engkau rela
Rengkuhlah aku dlm KasihMu
Bersama hamba2Mu yg saleh
Aku kembali padaMu & sepenuhnya pasrah padaMu
📄Buya @husein553
Minggu, 16 Januari 2022
Makam Disiram Air Kembang
Makam Disiram Air Kembang
Di sini ada 2 yang dilakukan, pertama menyiram air dan kedua kembang mawar.
1. Menyiram Air
ﻭﻋﻦ ﻋﺎﺋﺸﺔ، «ﺃﻥ اﻟﻨﺒﻲ ﺻﻠﻰ اﻟﻠﻪ ﻋﻠﻴﻪ ﻭﺳﻠﻢ ﺭﺵ ﻋﻠﻰ ﻗﺒﺮ اﺑﻨﻪ ﺇﺑﺮاﻫﻴﻢ». ﺭﻭاﻩ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ ﻓﻲ اﻷﻭﺳﻂ، ﻭﺭﺟﺎﻟﻪ ﺭﺟﺎﻝ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﺧﻼ ﺷﻴﺦ اﻟﻄﺒﺮاﻧﻲ.
Dari Aisyah bahwa Nabi shalallahu alaihi wa sallam menyiram kubur putranya, Ibrahim (HR Thabrani para perawinya sahih kecuali guru Thabrani)
2. Meletakkan Bunga
Pertanyaan ini sudah diajukan kepada Mufti Al-Azhar:
ﻧﺮﻯ ﻛﺜﻴﺮا ﻣﻦ ﺯﻭاﺭ اﻟﻘﺒﻮﺭ ﻳﻀﻌﻮﻥ ﻋﻠﻴﻬﺎ اﻟﺰﻫﻮﺭ ﻭاﻟﺠﺮﻳﺪ، ﻓﻬﻞ ﻫﺬا ﻣﺸﺮﻭﻉ؟
Kami melihat banyak peziarah meletakan bunga dan daun, apakah ini disyariatkan? Mufti Al-Azhar menjawab dengan dalil hadis tentang Nabi shalallahu alaihi wa sallam yang meletakkan 2 tangkai kurma di atas 2 kuburan yang sedang disiksa. Du Hadis tersebut Nabi bersabda:
لعله أن يخفف عنهما ما لم تيبسا
"Semoga keduanya diringankan siksanya selama kedua tangkai kurma belum kering" (HR Bukhari dan Muslim)
Selanjutnya Syekh Athiyyah Shaqr berkata:
ﺇﻥ اﻟﻐﺼﻦ ﻳﺴﺒﺢ ﻣﺎ ﺩاﻡ ﺭﻃﺒﺎ ﻓﻴﺤﺼﻞ اﻟﺘﺨﻔﻴﻒ ﺑﺒﺮﻛﺔ اﻟﺘﺴﺒﻴﺢ، ﻭﻋﻠﻰ ﻫﺬا ﻓﻬﻮ ﻣﻄﺮﺩ ﻓﻰ ﻛﻞ ﻣﺎ ﻓﻴﻪ ﺭﻃﻮﺑﺔ ﻣﻦ اﻷﺷﺠﺎﺭ ﻭﻏﻴﺮﻫﺎ
Pohon akan bertasbih selama basah, maka dapat meringankan karena keberkahan Tasbih tersebut. Ini berlaku untuk semua benda yang basah, baik pohon atau lainnya" (Fatawa Al-Azhar, 8/279)
Lalu bagaimana jika air dicampur dengan mawar? Ternyata dalam Madzhab Syafi'i dihukumi makruh, kecuali jika tidak terlalu banyak maka boleh, seperti penjelasan Syekh Sulaiman Al-Jamal dari Mesir:
يُكْرَهُ رَشُّ الْقَبْرِ بِمَاءِ الْوَرْدِ وَلَا يَحْرُمُ ؛ لِأَنَّهُ لِغَرَضٍ شَرْعِيٍّ وَلَمْ يُفَرِّقُوا بَيْنَ التَّعَيُّنِ وَعَدَمِهِ وَأُجِيبَ عَنْ عَدَمِ التَّحْرِيمِ وَإِنْ كَانَ فِيهِ إضَاعَةُ مَالٍ بِأَنَّهُ خَلْفَنَا شَيْءٌ آخَرُ وَهُوَ إكْرَامُ الْمَيِّتِ وَحُصُولُ الرَّائِحَةِ الطَّيِّبَةِ لِلْحَاضِرِينَ وَحُضُورُ الْمَلَائِكَةِ بِسَبَبِ ذَلِكَ وَمِنْ ثَمَّ قِيلَ لَا يُكْرَهُ الْقَلِيلُ مِنْهُ ا هـ . ع ش
“Makruh menyiram kubur dengan air mawar dan tidak haram, sebab ada tujuan yang sesuai syariat. Para ulama tidak membedakan antara menentukan air bunga mawar atau lainnya. Mengapa tidak haram meski ada bentuk penghamburan harta? Dijawab bahwa setelah kita tinggalkan kuburan, ada sesuatu yang lain, yaitu memuliakan mayit dan supaya harum bagi orang yang hadir di makam, juga untuk kehadiran malaikat. Oleh karenanya dikatakan bahwa tidak makruh jika sedikit” (Hasyiah al-Jamal 9/314)
Dari uraian ulama Mesir ini setidaknya memberikan informasi baru pada kita bahwa kebiasaan menyiramkan bunga mawar sudah ada di negara selain Indonesia. Jadi tidak benar jika ada anggapan bahwa kembang mawar adalah kebiasaan agama sebelum Islam di Indonesia.
Cp: KH. Ma'ruf Khozin
Sabtu, 15 Januari 2022
BAHAYA BELAJAR AGAMA SECARA OTODIDAK
BAHAYA BELAJAR AGAMA SECARA OTODIDAK
Gus Baha :
Jika Tidak Ada Sanad, Agama Akan Dibuat Semaunya
يا أيها الناس تعلموا فإنما العلم بالتعلم والفقه بالتفقه
Artinya : Wahai manusia, belajarlah ilmu. Karena sesungguhnya ilmu hanya diperoleh dengan belajar dan pengetahuan agama hanya diperoleh dengan belajar melalui guru. (Hadits hasan).
Dalam hadits lain dari Ibnu Abbas Rasulullah SAW bersabda:
من قال في القرآن برأيه فليتبوأ مقعده من النار
Aritnya : Barangsiapa yang berpendapat mengenai al-Quran dengan pendapatnya, maka bersiaplah menempati tempatnya di neraka. (HR Tirmidzi
Gus Baha mengungkap jika dahulu para orientalis juga gemar mengutip ayat Al Qur'an dan hadits semaunya karena mereka tidak mempunyai guru.
Selain itu Gus Baha menerangkan pentingnya transmisi keilmuan ini untuk menjaga keotentikan ajaran agama Islam agar sesuai aslinya dan bersambung kepada sumber utamanya.
“Kenapa kita harus menyebut sanad imam - imam kita, pertanyaannya kamu kok tahu kalau sahabat melakukan itu kata siapa? kata guru saya kan ? kamu tidak bisa langsung mengatakan kata Nabi karena hidup tidak sezaman, kata Nabi itu rawinya siapa ? Imam Bukhari, Imam bukhari itu siapa ? muridnya Imam Syafii, sehingga mau tidak mau kita harus menyebut ulama,”
“Misalnya kamu ditanya tahu Amerika dari mana? dari TV, wong TV aja kamu jadikan sanad masak Imam Syafi’i tidak,”
Orang yang belajar tanpa guru ia sekehendak hatinya menafsirkan semua ilmunya dengan faham dan keinginannya sendiri di saat itulah setan membarengi hatinya dan akhirnya timbullah penyesatan bagi orang lain,
Abu Hayyan berkata:
‘’ Jika kamu menginginkan ilmu tanpa syaikh,( guru) niscaya kamu tersesat dari jalan yang lurus’ seseorang penuntut ilmu hendaknya memiliki guru dan tidak membiarkan dirinya belajar sendiri tanpa bimbingan karena orang yang memiliki guru akan memperoleh manfaat yang banyak,
‘’ Amirul mukminin Ali bin Abi Tholib berkata,
“Tidak akan dapat ilmu yang bermanfa’at seseorang diantara kalian, kecuali dengan enam perkara, yaitu : harus cerdas, semangat, bersabar, memiliki biaya, memiliki guru pembimbing dan waktu yang lama".
Para ulama berkata: Janganlah kalian belajar ilmu dari orang yang belajar dari kitab tanpa belajar dari syaikh yang pintar,
karena hal itu akan menjadikan Anda sesat, serta membelokkan pengertian. Dengan sendirinya ulama mempunyai peranan yang sangat penting karena merupakan perantara ilmu, seperti ungkapan dalam kaidah fiqh:
"Perantara mempunyai hukum sama seperti tujuan."
Yakni cara menghormati murid/pelajar kepada Masyayikh ataupun ustadz yang merupakan perantara untuk mendapatkan ilmu agama yang agung.
Rasulullah saw bersabda,
“Barangsiapa menguraikan Al Qur’an dengan akal pikirannya sendiri dan merasa benar, maka sesungguhnya dia telah berbuat kesalahan”. (HR. Ahmad)
Dari Ibnu ‘Abbas r.a. berkata Rasulullah saw bersabda, “Di dalam agama itu tidak ada pemahaman berdasarkan akal pikiran, sesungguhnya agama itu dari Tuhan, perintah-Nya dan larangan-Nya.”
(Hadits riwayat Ath-Thabarani)
Pendapat ulama’
‘’Diwajibkan bagi orang yang mencari jalan yang benar (belajar agama) untuk mencari seorang guru yang benar, dan di bawah arahan guru yang sempurna dan bisa menyempurnakan sehingga bisa menghantarkan kepada hakikatnya keyakinan dengan mengedepankan kekuatan ruhani mengalahkan kekuatan jasmani (akal fikiran)’’
(Tafsir haqqi, juz 15, hal: 13,,
‘’Syeh Abu Ali al-Daqoq berkata: seandainya seseorang diberi petunjuk dan baginya tidak memiliki guru maka jangan berharap akan muncul baginya asror (rahasia yang benar dari kebenaran ilmu tersebut)’’
Benarkah belajar ilmu agama bisa dilakukan tanpa guru ? mengingat zaman sekarang sudah banyak - fasilitas terjemah Al Qur’an, Hadits bahkan kitab-kitab
Dalam sebuah pengajian Gus Baha mengingatkan pentingnya sanad (transimisi keilmuan) dalam memahami ilmu agama.
“Andaikan tidak ada sanad (transmisi keilmuan) maka orang akan berpikir agama sesuai maunya dan itu bahaya sekali,” tegasnya.
“Karena agama Islam ini riwayat mau tidak mau ngaji itu harus lewat ulama jangan lewat terjemah, karena teks tidak mewakili ahwal,”
"Imam Ghozali yang mempunyai kitab Ihya fatwanya seperti itu (masih menyebut sanad,), lho kok sekarang ada orang yang membaca Ihya hanya lewat terjemah lalu berkoar mewakili Imam Ghozali, atau orang membaca Al Qur’an hanya lewat terjemah lalu membuka majelis tafsir, ini celaka,” lanjutnya.
Berdasarkan hadits – hadits berikut ini sangat jelas Rasulullah mengingatkan jika belajar ilmu agama harus melalui seorang guru.
Jumat, 14 Januari 2022
Urutan Wali Nikah dalam Islam
~ Urutan Wali Nikah
- Ayah.
- Kakek (dari jalur ayah).
- Saudara laki-laki sekandung.
- Saudara laki-laki seayah.
- Anak laki-laki dari saudara laki-laki sekandung.
- Anak laki-laki dari saudara laki-laki seayah.
- Paman (saudara ayah sekandung).
- Paman (saudara ayah seayah).
- Anak laki-laki paman sekandung.
- Anak laki-laki paman seayah.
- Hakim (Kepala KUA).
~ Jenis-jenis wali
1) Wali Mujbir: Boleh mengkawinkan anak gadis tanpa ijin kpd anak gadis tersebut, yaitu bapak dan kakek.
2) Wali bukan Mujbir: Tidak boleh mengkawinkan seorang anak gadis tanpa
izin mereka, yaitu selain bapak dan kakek.
~ Syarat Wali Nikah
- Lelaki
- Baligh
- Merdeka
- Islam
- Berakal sehat
- Adil (sebagian ulama)
- Tidak dalam masa ihram haji atau umrah.
Cp: Gus Dewa Menjawab
KISAH DIBALIK DAHSYATNYA SHALAWAT
KISAH DIBALIK DAHSYATNYA SHALAWAT
Diceritakan ada seorang perempuan datang kepada al-Hasan. Perempuan itu berkata kepadanya: “Anak perempuanku telah wafat, dan aku ingin melihatnya dalam tidur (bermimpi). Lalu Al-Hasan berkata kepada perempuan itu: “Sholatlah empat rekaat setelah shalat isya’, dan bacalah surat Alhakumu (al-Takatsur) satu kali setelah membaca al-Fatihah pada tiap-tiap rekaat.
Kemudian berbaringlah, dan bacalah sholawat atas Nabi ﷺ sampai engkau tertidur.” Perempuan itu lantas melalukannya. Kemudian dia melihat putrinya dalam hukuman, dirantai dan dibelenggu.
Setelah itu, si perempuan datang kepada Al-Hasan dan menceritakan apa yang dilihatnya dalam mimpi. Al-Hasan menjadi sedih dan berkata kepadaNya: Bersedekahlah atas nama dia.” Perempuan itu lalu melaksanakannya.
Suatu malam Al-Hasan bermimpi, seakan dia berada di sebuah taman surga yang didalamnya terdapat ranjang yang diduduki seorang perempuan cantik rupawan. Di atas kepalanya memakai mahkota cahaya. Perempuan itu bertanya kepada Al-Hasan: “Apakah engkau mengenaliku?” Al-Hasan menjawab: “Tidak”. Kemudian perempuan itu menjelaskan: “Aku adalah putri dari wanita tersebut.”
Al-Hasan berkata kepada perempuan itu: “Bukan seperti ini penjelasan ibumu tentang keadaanmu.”
Perempuan itu pun mengatakan: “Saya memang telah mengalami hal seperti (penjelasan ibuku) itu.”
Al-Hasan lalu bertanya: “Dengan apa kamu bisa sampai dalam keadaan seperti ini?”
Si perempuan menerangkan: “Kami sebanyak tujuh puluh ribu jiwa dalam hukuman Allah Swt., lalu lewat seorang lelaki sholeh di atas kubur kami dan membaca sholawat atas Nabi ﷺ satu kali yang pahalanya diperuntukkan kepada kami. Lalu Alloh ta’ala memerdekakan kami dari hukuman tersebut, berkat pahala sholawat itu, dan sampailah pula bagianku sebagaimana engkau lihat.”
Sumber: Kitab Al-Tsimar al-Yani’ah fi al-Riyadl al-Badi’ah karya al-‘Allamah Syekh Muhammad Nawawi al-Bantani al-Jawi al-Syafi’i, hal. 92.
*****
Cp: Gus Dewa Menjawab
DIBALIK MAKNA SYAIUN LILLAHI LAHUMUL FATIHAH
DIBALIK MAKNA SYAIUN LILLAHI LAHUMUL FATIHAH
(ﺷﺊٌ ﻟِﻠّﻪِ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔْ)
Kalimat “SYAIUN LILLAHI LAHUMUL FATIHAH (ﺷﺊٌ ﻟِﻠّﻪِ ﻟَﻬُﻢُ ﺍﻟْﻔَﺎﺗِﺤَﺔْ)” atau sejenisnya sering kita dengar dalam setiap majlis, baik itu ketika tahlilan, syukuran, barzanji dan lain-lainnya (jgn hiraukan mereka yg anti 🙂🙂)
Apa maksud kalimat tersebut?
Kenapa para ulama mengajarkan kalimat tersebut kepada kita?
Mari kita pelajari bersama-sama. Baik.., biasanya kalimat itu disebutkan sebelum membaca al-Fatihah sebagai pembukaan setelah menyebutkan rentetan nama arwah² yg akan dido’akan.
Secara bahasa kalimat (SYAI UN LILLAHI LAMUHUL AL-FATIHAH) terdapat tiga susunan kalimat:
Pertama adalah Susunan kalimat “SYAI UN LILLAHI ( ﺷَﺊٌ ﻟِﻠّﻪِ )” yang bermakna bahwa “Semua yang dilakukan itu karena Allah semata”.
Kedua: Lahum, artinya adalah bacaan yg akan dibaca yaitu Fatihah, dihadiahkan untuk para arwah yg telah kita sebutkan sebelumnya.
Dan ketiga adalah “Al-Fatihah” yaitu nama surat pembuka al-Qu’an.
Oleh karena itu, jika digabungan artinya adalah; "Semua apa yang kita lakukan hanyalah karena Allah, kemudian menghadiahkan Fatihah kpd para arwah".
Sebenarnya tidak ada anjuran untuk mengucapkan kalimat tersebut, namun juga tidak ada larangan untuk mengamalkan ataupun meninggalkannya.
Dalm Kitab Bughyatul Mustarsyidin halaman: 297 diterangkan, susunan kalimat itu adalah sebuah tradisi:
ﻳَﺎ ﻓُﻠَﺎﻥ ﺷَﻲْﺀٌ ﻟِّﻠﻪ ﻏَﻴْﺮُ ﻋَﺮَﺑِﻴَّﺔ ﻟَﻜِﻨَّﻬﺎ ﻣِﻦْ ﻣَﻮﻟِﺪﺍﺕِ ﺃَﻫْﻞِ ﺍﻟْﻌُﺮْﻑ
“Hai Fulan, kalimat “SYAI UN LILLAHI” bukanlah bahasa arab, melainkan lahir dari sebuah tradisi”
Dan sebuah tradisi diperbolehkan dan bahkan dapat dianjurkan selama itu tidak bertentangan dengan Al-Quran & Hadits.
Diterangkan juga dalam kitab “Qurrotul ‘Ain Bi Fataawiy Syaikh Isma’iil az-Zain:
ﻭ ﻣﻌﻨﻲ ﺷﺊ ﻟﻠﻪ ﻣﻄﻠﻮﺑﻨﺎ ﻭﻣﻘﺼﻮﺩﻧﺎ ﺷﺊ ﻟﻠﻪ ﺍﻱ ﻳﺴﺘﻤﺪ ﻟﻮﺟﻪ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﺑﺘﻐﺎﺀ ﻭﺍﺳﺘﻤﺪﺍﺩﺍ ﻻ ﻟﻐﻴﺮﻩ ﻭﻻ ﻣﻦ ﻏﻴﺮﻩ ﻓﻔﻴﻬﺎ ﺍﻋﺘﺮﺍﻑ ﺑﺎﻥ ﺍﻟﺬﻱ ﻳﺴﻮﻕ ﺍﻟﻤﻄﺎﻟﺐ ﻭﻳﺤﻘﻖ ﺍﻟﻤﺄﺭﺏ ﻫﻮ ﺍﻟﻠﻪ ﺗﻌﺎﻟﻲ ﺍﻟﺦ
“Dan makna syaiun lillaahi adalah tujuan dan kehendak kami semuanya dari Alloh, artinya ia hanya memohon pada Allah dengan mengharap ridho dan pertolongan-Nya, tidak kepada selain Allah. Jelasnya didalamnya mengandung pengakuan bahwa yang merealisasikan keinginan-keinginan dan mewujudkan kebutuhan-kebutuhannya adalah Allah Ta’ala semata”.
Semoga bermanfaat..
Cp: Gus Dewa Menjawab
Langganan:
Postingan (Atom)