Jumat, 28 Oktober 2022
Da'i itu Ada 4 Macam :
Da'i itu ada 4 macam :
1. Da'i yg mengajak untuk meng-Esakan Allah . Dan ini ada 2 macam :
a. Lewat Ucapan : seperti Imam Asy'ari dan Imam Maturidi dan para pengikut mereka sampai hari Kiamat.
b. Lewat perbuatan : yaitu para Mujahidin.
2. Da'i yg mengajak ummat menuju Hukum-hukum Syar'iyah , seperti para Imam yg empat ( Imam Hanafi, Maliki, Syafi'i dan Hanbali )
3. Da'i yg mengajak ummat untuk menghilangkan hijab yg ada di Hati untuk Musyahadah 'Allam Al-Ghuyub agar selalu Daim Fi Hadhrotillah sampai Laisa Fi Qolbihi Siwahu . Mereka ini seperti Imam Junaid Al-Baghdadi dan selainnya dari kalangan Ulama Sufi Ahli Hakikat.
4. Da'i yg mengajak Ummat lewat panggilan untuk melaksanakan kewajiban, seperti para Muadzzin ( Tukang Azan ) .
Semua ini terkumpul pada diri Rosululloh صلى الله عليه وسلم dan berbagi-bagi pada diri sahabat, begitulah seterusnya kepada generasi berikutnya sampai kiamat.
____
Ringkasnya , da'i ada 4 macam :
1. Ahli Tauhid dan jihad.
2. Ahli Fiqih
3. Ahli Tasauf
4. Mengajak melaksanakan kewajiban.
___
Maka kita melihat para ulama kita memiliki Takhossus tersendiri dalam dakwahnya.
1. Ada yg selalu mendakwahkan Tauhid , Aqidah , dan membuka kesesatan Ahli sesat seperti membuka kesesatan Wahabi, mu'tazilah, Qodariyah , jabariyah, Syi'ah , dll. Dan menanamkan Aqidah Ahlussunah Wal Jama'ah.
Di poin ini banyak perdebatan dan penegasan serta tak ada yg ditutup-tutupi, sehingga terkesan mereka disebut keras, ingin menang sendiri , dll.
2. Ahli Fiqih lebih disenangi, karena menjelaskan sesuatu yg mudah dicerna dan dipraktekkan ummat, walau sangat sering juga bertabrakan dengan org-org yg ahli tekstual , dan ahli ro'yu bebas, serta Anti madhzhab dan yg tak memahami sisi perkhilafan.
3. Ahli Tasouf , lebih terkesan aneh tapi penuh cinta dan tak mudah menyalahkan, serta lebih sering bercerita tentang hati, hati dan hati, seolah-olah mereka tak faham syari'at , padahal mereka sudah sangat ahli di syari'at.
4. Para penyeru dan pengajak kepada kebaikan dan melaksanakan kewajiban, lebih terlihat sangat biasa, bahkan kelihatan hanya bermodalkan semangat saja. Seperti tukang azan, dan pengajak-pengajak lainnya. Ayooo... Ayooo... Sholat , sholat. Dll.
Ke 4 ini menempuh bidangnya dan keahliannya masing-masing.
Jika mengerjakan yg bukan keahlian kita maka disitulah letak kehancurannya.
Pura-pura ahli Tauhid.
Pura-pura Ahli Fiqih
Pura-pura Ahli Tasouf .
Semua yg didasari kepura-puraan akan hancur.
____
Huta holbung
Jum'at 28 Oktober 2022.
Kamis, 27 Oktober 2022
Klasifikasi Sifat Allah
Klasifikasi Sifat Allah
Di antara kesalahpahaman para pengkritik Ahlussunah wal Jamaah (Asy'ariyah) adalah mengatakan bahwa sifat Allah dibatasi oleh Asy'ariyah menjadi hanya tujuh atau dua puluh. Kritik ini menunjukkan bahwa para pengkritik itu tidak membaca satupun kitab Asya'irah atau membaca tapi tidak paham sedikit pun namun sudah berani mengkritik mazhab akidah jumhur ulama terkemuka dari kalangan para Ahli hadis, ahli fikih, ahli tafsir, dan seabrek ilmu lainnya tersebut.
Faktanya tidak ada satupun ulama Asy'ariyah yang membatasi jumlah sifat Allah, tidak ada satu pun. Yang ada, karena mereka adalah tokoh intelektual maka mereka melakukan kerja intelektual dengan mengklasifikasi sifat-sifat Allah yang sangat banyak itu (yang jumlahnya hanya Allah yang tahu) menjadi beberapa klasifikasi sebagai berikut:
A. Dari segi sumber penetapannya, sifat Allah dibagi menjadi dua kategori:
1. Sifat yang dapat diketahui dari rasio murni (sifat 'aqliyah)
2. Sifat yang dapat diketahui hanya dari keterangan/kabar dari al-Qur’an dan hadis (sifat Khabariyah)
B. Dari segi rasio (aqli), sifat Allah dibagi menjadi tiga kategori, yakni:
1. Sifat yang secara rasional disimpulkan pasti dimiliki Tuhan (sifat wajib)
2. Sifat yang secara rasional disimpulkan pasti tidak mungkin dimiliki Tuhan (sifat mustahil)
3. Sifat yang secara rasional disimpulkan bisa saja dimiliki Tuhan dan bisa juga tidak (sifat jaiz). Sifat jaiz ini ditetapkan keberadaannya apabila dikabarkan oleh nash yang sahih.
C. Dari segi kejelasannya dalam teks al-Qur’an dan hadis, sifat Khabariyah dibagi menjadi dua, yakni:
1. Sifat yang jelas maknanya (muhkamat)
2. Sifat yang belum jelas maknanya (mutasyabihat)
C. Dari segi hubungannya dengan Dzat Allah, sifat Allah dibagi menjadi dua, yakni
1. Sifat yang selalu melekat pada Dzat Allah (sifat Dzatiyah)
2. Sifat yang dilakukan oleh Allah tapi kejadiannya melekat pada makhluk (sifat fi'liyah)
Jadi, apakah sifat itu dibatasi? Jelas tidak. Yang benar adalah diklasifikasi alias dikategorikan dalam beberapa kategori ilmiah agar pelajar mudah memahaminya. Namanya kategori ilmiah tentu merupakan kerja ilmiah para ulama selaku pewaris Nabi, bukan diberikan oleh Nabi secara langsung. Sama seperti amal shalat yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad kemudian oleh para ulama dibagi menjadi syarat, rukun dan sunnah. Hadis Nabi Muhammad pun juga dibagi oleh para ulama menjadi hadis shahih, hasan dan dhaif. Demikian juga seluruh pembahasan telah dikategorikan dan dipetakan dalam beberapa kategori ilmiah.
Pertanyaan dan keheranan dalam gambar SS yang saya lampirkan ini sama dengan kasus ketika imam Bukhari menghimpun hadis yang shahih saja dalam kitabnya lalu disangka bahwa Imam Bukhari membuang hadis hasan dan hadis dhaif dari kategori hadis. Sama juga dengan ketika ulama menjelaskan bahwa bacaan yang wajib dalam shalat adalah takbiratul ihram, fatihah, tahiyat dan salam, lalu disimpulkan bahwa bacaan lain dibuang dan tidak diakui. Keheranan semacam ini hanya muncul dari orang yang belum tahu apa-apa tentang klasifikasi ilmiah dalam masalah yang dibahas.
Jumat, 14 Oktober 2022
Pedagang yang Bertaubat Berkat Istrinya
Pedagang yang Bertaubat Berkat Istrinya
Al Imam Hasan Al-Bashri Ra berkata : “Aku mendatangi seorang pedagang kain di kota Mekkah untuk membeli baju, aku lihat si pedagang mulai memuji-muji barang dagangannya dan suka sekali bersumpah. Aku pun meninggalkannya dan berkata di dalam hati, "Tidaklah layak membeli dari orang macam itu." Lalu aku pun membeli baju dari pedagang lain.
.
2 tahun berlalu, aku pergi lagi ke kota Mekkah untuk berhaji dan aku bertemu lagi dengan pedagang itu. Tetapi, aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji barang dagangannya dan dia tidak lagi suka bersumpah.
Aku pun penasaran Lalu bertanya kepadanya :
.
“Bukankah engkau adalah orang yang 2 tahun lalu pernah berjumpa denganku?”
.
Setelah mengingat pedagang itupun berkata :
“Iya, benar."
.
Aku bertanya lagi : “Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang ini? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji barang daganganmu dan kamu tidak lagi bersumpah”.
.
Pedagang itu pun bercerita :
“Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizqi, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rizqi yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita, yang Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata :
.
“Wahai suamiku.. bertaqwalah kepada Allah! janganlah sekali-sekali engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeqi, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak mendapatkan apa-apa, maka aku akan membantumu memintal kain.”
.
Hikmah :
1. Milikilah sifat Qana’ah (bersedia menerima) atau jiwa yang selalu merasa cukup.
2. Janganlah menjadi jurang dosa bagi suamimu. Wanita salihah akan mendorong suaminya kepada kebaikan, sedangkan wanita kufur akan menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa.
3. Ukuran rizki itu terletak pada keberkahannya, bukan pada jumlahnya.
.
[Kitab al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (5/252) karya Abu Bakr Ahmad Bin Marwan bin Muhammad ad-Dainuri al-Qodhi al-Maliki]
Kitab-kitab dalam Mazhab Syafi’i
Kitab-kitab dalam Mazhab Syafi’i
Abu Bakar bin Hidayatullah al-Maryuwany al-Kuraany, salah seorang fuqaha mutaakhiruun Syafi’iyah, pernah menetap di Madinah. Kemudian beliau berpulang kerahmatullah di Kurdistaniyah Iran pada tahun 1014 H/1605 M.[1] Dalam kitab yang berjudul Thabaqaat al-Syafi’iyah, beliau menyebut nama-nama kitab Mazhab Syafi’i yang dimulai dengan karya Imam Syafi’i, sebagai berikut :
1. Al-Amali, Majma’ al-Kafi, ‘Uyun al-Masail dan al-Bahr al-Muhidh. Ini merupakan kitab qaul qadim Syafi’i.
2. Al-Um, al-Imla’, al-Mukhtasaraat, al-Risalah dan al-Jami’ al-Kabir. Ini merupakan kitab qaul jadid Syafi’i
3. Al-Ikhtishar, karya al-Muzani
4. Qiyam al-Lail dan Kitab Ta’dhim al-Shalah, karya Muhammad bin Nashr al-Murwazy
5. Al-Furuq dan al-Wada-i’ al-‘Ain wa al-Din, karya Ibnu Suraij
6. Tazkirah al-‘Alim wa al-Muta’alim, karya Abu Hafash Umar bin al-Imam Ibnu Suraij
7. Al-Musafir dan al-Mask, karya Manshur al-Tamimy
8. Al-Asyraf, al-Ijmak dan al-Iqna’, karya Ibnu Munzir
9. Adab al-Qadha, karya al-Ishthakhry
10. Al-Talkhish, al-Miftah, Adab al-Qadha dan Dalail al-Qiblat, karya Ibn al-Qash
11. Syarh al-Mukhtashar dan al-Tawasuth, karya Abu Ishaq al-Murwazy
12. Furu’ al-Muwalladaat, karya Ibnu al-Hadad
13. Al-Ta’liq al-Kabir ‘ala al-Kutub al-Muzani dan Al-Ta’liq al-Shaghir ‘ala al-Kutub al-Muzani, karya Ibnu Abi Hurairah
14. Syarh al-Risalah, karya Abu Walid al-Naisabury
15. Al-Ifshah, karya Abi Ali al-Thabari
16. Al-Khishal, karya Abu Bakar al-Khafaf
17. Furu’ al-Mazhab, karya Ibnu Qathan
18. Adab al-Qadha, karya al-Qufal al-Kabir al-Syasyi
19. Mahasin al-Syari’at, karya Abu Bakar al-Syasyi
20. Jam’u al-Jawami’, karya Ibnu al-’Ifris
21. Syarh al-Talkhish, karya Abu Abdullah al-Khatn
22. Syarh Maa Laa Yasi’u al-Mukallaf Jahluhu, karya Ibnu Laal
23. Al-Tahzib, Abu Ali al-Zujajy
24. Al-Lathif, karya Ibnu Khairan al-Shaghir
25. Al-Fatawa, karya Abu Abdullah al-Hanathy
26. Al-Taqrib, Qasim bin al-Qufal
27. Tsalatsun Tashanif fi al-Faraidh, karya Ibnu al-Laban
28. Syu’b al-Iman, karya al-Hulaimy
29. Ta’liqah ‘ala al-Mughtashar, karya Abu Hamid al-Isfirayainy
30. Al-Kifayah, Syarh al-Kifayah, al-Idhah, al-Tsaqalain dan al-Syuhud, karya al-Shimary
31. Al-Jily dan Syarah Faraidh al-Mukhtashar, karya Ibnu Saraaqah
32. Al-Majmu’, Tajrid al-Adallah, al-Qaulaini wa al-Wajhaini, al-Muqna’, Ru-us al-Masail, dan ‘Iddah al-Musafir, karya al-Muhamily
33. Syarh al-Talkhis dan Syarh Furu’ Ibnu al-Hadad, karya al-Qufal al-Shaghir
34. Al-Ta’liqah yang dinamakan dengan al-Jaami’ dan al-Dzakhirah, Karya al-Bandaniji
35. Kitab fi al-Faraidh, Kitab fi Qadhaya wa al-Washaya dan al-Qadriyaat, karya Ustazd Abu Manshur al-Baghdadi
36. Al-Talkhish dan Syarh al-Furu’, karya Abu Ali al-Sinji
37. Al-Furu’, al-Silsilah, al-Mukhtashar, al-Tabashurah dan al-Waswasah, karya Syaikh Abu Muhammad al-Juwaini
38. Al-Hail wa al-Kasyaf, karya Abu Hatim al-Quzwaini
39. Al-Mujarrad, Ru-us al-Masail, al-Kaafi dan al-Isyarah, karya Salim al-Razi
40. Al-Istizkar, al-Jami’ al-Jawami’, Mudi’ al-Badi’, karya al-Darimy
41. Ta’liqah Katsirah al-Istidlal dan Syarh al-Furu’, karya Qadhi Abu al-Thaib
42. Syarh al-‘Aibiyah, karya salah seorang murid dari Qadhi Abu al-Thaib
43. Al-Hawi al-Kabir, al-Ahkam al-Sulthaniyah dan al-Iqna’, karya al-Mawardi
44. Syarah al-Furu’, dan Ta’liq ‘ala Mukhtashar al-Muzani, karya Abu Bakar al-Shaidalany
45. Al-Mutharihaat, karya Abu Abdullah bin al-Qathan (bukan Ibnu al-Qathan yang ma’ruf)
46. Adab al-Qadha, al-Ziyadaat, Ziyadat al-Ziyadaat dan Thabaqaat al-Fuqaha, karya Abu al-‘Ashim al-‘Ubady
47. Al-Ibanah, dan al-Umdah, karya al-Furany
48. Ta’liqaani al-Kabir wa al-Shaghir, Asrar al-Fiqh, al-Fatawa, Syarh ‘ala al-Furu’, Qath’ah min al-Syarh ‘ala al-Talkhis, karya Qadhi al-Husain
49. Syarh Miftah Ibnu al-Qash, karya Abu Khalaf al-Thabary
50. Al-Tazakurah wa al-Tarajum, karya Qadhi al-Baidhawi (pengarang Anwar al-Tanzil)
51. Al-Muhazzab, al-Tanbih, Tazakurah al-Musnawi dan Nukt al-Funun, karya Abu Ishaq al-Syairazi. Al-Muhazzab ini di ringkas dari Ta’liq gurunya, Qadhi Abu al-Thaib dan sedangkan al-Tanbih diringkas dari Ta’liq Syaikh Abu al-Hamid.
52. Al-Syamil, al-Thariq al-Salim dan al-Kamil, karya Ibnu al-Shibagh
53. NIhayah al-Mathlab, Mukhtashar al-Nihayah, al-Asaalib, al-Ghayaatsi, Ghayats al-Khalq fi Itba’ al-Haqq dan Risalah al-Nidhamiyah, karya Imam al-Haramain
54. Al-Tatimmah, karya al-Mutawalli
55. Al-Ma’ayaat dan Tahrir al-Ahkam, karya Abu Abbas al-Jarjany
56. Tahzib al-Adallah wa Taqrib al-Ahkam dan al-Kafii, karya Syaikh Nashr al-Muqaddisi
57. Al-Mu’tamad, karya Abu Nashr al-Bandaniji, murid Abu Ishaq al-Syairazi
58. Al-‘Iddah, karya Abu al-Makarim al-Ruyani
59. Al-Asyraf ‘ala Ghawamizh al-Hukumaat dan al-Tahzib, karya Abu Sa’ad al-Harawy
60. Al-Bahr, al-Haliyah dan al-Mubtadi, karya al-Ruyani
61. Al-Basith, al-Wasith, al-Wajiz, al-Khulashah, ‘Uqud al-Mukhtashar wa Baqa-u al-Muqtashar, Fatawa Kabirah dan Shaghirah, Ihya-u al-Ulum, Fatihah al-Ulum, Bidayah al-Hidayah, Ghayah al-Nur fi Dirasah al-Dur, Ghayah al-Nur fi Ibthal al-Dur, al-Ma’khaz dan Husn al-Ma’khaz, karya al-Ghazali
62. Al-Mu’tamad, al-Haliyah, al-Targhib, ‘Umdah al-Din, al-Tashnif fi ‘Adam Wuqu’ al-Thalaq fi al-Mas-alah al-Syarihiyah, karya Abu Bakar al-Syasyi
63. Al-Tahzib, Syarh al-Sunnah, Fatawa Kabirah, karya al-Baghwi (pengarang Ma’alim al-Tanzil). Al-Tahzib ini diringkas dari Ta’liq gurunya, Qadhi Husain.
64. Al-Kafi, karya al-Khawarizmi
65. Taqrib al-Ahkam, karya al-Harawi
66. Fawaid al-Muhazzab, karya al-Fariqy
67. Al-Muhith fi Syarh al-al-Wasith, Ta’liq ‘ala al-Khilaf bainanaa wa baina Abi Hanifah, karya Muhammad bin Yahya, salah seorang murid al-Ghazali
68. Al-Dzakhair dan ‘Umdah al-Qudhaa, karya Qadhi al-Mahalli
69. Ahkam al-Hisaan, karya Abu Muslim al-Dimsyaqi, salah seorang murid al-Ghazali
70. Al-Ahkam, karya Qadhi Abu al-Futuh
71. Adab al-Qadhaa, karya al-Zinili
72. Fatawa Kabirah, karya Abu Nashr Muhammad bin Abdullah al-Arghiyani
73. Raudhah al-Ahkam wa Zinah al-Ahkam, Qadhi Syuraih al-Ruyani (anak dari paman pengarang al-Bahr)
74. Syarh al-Tanbih, karya Shain al-Diin Abdul Aziz bin Abd al-Karim al-Jili (Menurut Ibnu al-Shalah dan lainnya, isi kitab ini tidak dapat dipegang.)
75. Al-Raunaq, al-Zawaid dan al-Sual ‘amma fi al-Mazhab min al-Isykal, karya Abu Hamid al-Iraqi
76. Al-Intishab, al-Mursyid dan al-Tanbih, karya Ibnu Abi ‘Ashrun
77. Syarh al-Wajiz, karya ‘Umad bin Yunus (kakek dari pengarang al-Ta’jiz)
78. Syarh al-Tanbih, karya Syarf al-Din bin Yunus
79. Al-‘Aziz, al-Shaghir, Syarh al-Musnad, al-Muharrar, al-Taznib, al-Amali al-Syarihah dan al-Hijaz di Akhthar al-Hijaz dan al-Mahmud, karya Imam al-Rafi’i
80. Al-Raudhah, al-Manasik al-Kubra dan al-Sughra, al-Tibyan, Daqaiq al-Minhaj, Syrah Shahih Muslim, al-Azkar, Tahzib al-Asmaa wa Lughat, Tashih al-Tanbih, al-Masail al-Mantsurah, Mukhtashar al-Taznib, al-Tahqiq, al-Nukht ‘ala al-Wasith, Muhimmah al-Ahkam, al-Ushul wa al-Zhawabith, al-Isyarah ‘ala al-Raudhah wa Daqaiq al-Minhaj, karya Imam al-Nawawi
81. Al-Jami’ al-Aufaa, karya Abu al-Mudhaffar al-Sahrawardy
82. Al-Hawasyi al-Wasith, karya Ibnu al-Sakry
83. Syarh al-Wasith, karya al-Muwaffiq Hamzah bin Yusuf al-Hamawy
84. Al-Mu’tabar fi Syarh al-Mukhtashar, karya Syarwany
85. Al-Kamil, karya al-Mu’af al-Mushili
86. Al-Taujih fi Syarh al-Tanbih, karya Ibnu Muhammad bin al-Mubarrak (yang dikenal dengan Ibnu al-Khall)
87. Al-Wasail fi Furuq al-Masail dan Syarh al-Miftah, karya Abu Kharif Isma’il al-Muqdisi
88. Syarh al-Tanbih, karya Abu Thahir al-Kurkhi
89. Jami’ al-Fatawa, karya ‘Ali al-Kurkhi
90. Al-Kifayah, karya al-Jajarmy
91. Raf’ al-Tamwih ‘an Masykal al-Tanbih, karya al-Darmary
92. Al-Hadi, karya Quthb al-Din al-Naisabury
93. Tibyan al-Ahkam, karya al-Faqih Sulthan al-Muqaddisi
94. Al-Mujiz fi Syarh al-Wajiz, karya al-Zanjani
95. Syarh Masykal al-Wasith dan Adab al-Qadhaa, karya Ibnu Abi al-Dam
96. Masykal al-Wasith, al-Fatawa, Adab al-Mufti wa al-Mustafti, Fawaid al-Rihlah, Nukht Mutafarriqah ‘ala al-Mazhab, karya Ibnu al-Shalah
97. Al-Ghayah fi Ikhtishar al-Nihayah, Qawaid al-I’rab al-Kubra, al-Qawaid al-Sughraa dan al-Fatawa al-Mushiliyah, karya Ibn Abdissalam
98. Al-Hawi al-Shaghir, al-‘Ujaab dan al-Lubab, karya Syaikh Abd al-Ghafar al-Quzwainy
99. Syarh li al-Hawi al-Shaghir, karya Syaikh ‘Ulauddin Ali bin Majduddin Ismail al-Qaunawy
100.Syarh li al-Hawi al-Shaghir, karya ‘Ulauddin al-Thusy
101.Syarh li al-Hawi al-Shaghir, karya Dhiyauddin al-Thusy
102.Syarh li al-Hawi al-Shaghir, karya Muhammad al-Syarif
103.Al-Ta’jiz, karya Abd al-Rahim bin Walad ‘Imaad bin Yunus
104.Nukt al-Tanbih, karya Ibnu Abi Zhaif
105.Al-Tajrid, karya Ibnu Kajj.
106.Al-Mustadrak, karya al-Busyanji
107.Al-Jawahir, karya al-Qamuly
108.Al-Kifayah, Ibn al-Ruf’ah
109.Al-Thabaqaah al-Kubraa, al-Wusthaa dan al-Sughraa, dan al-‘Umdah. Karya al-Subky
110.Al-Tausyih, karya Ibnu al-Subky
111.Al-Muhimmaat, Muhimmat al-Muhimmaat, Khadim al-Aziz, al-Raudhah dan Thabaqaat Ashab al-Syafi’i, karya al-Asnawi
112.‘Ujalah al-Muhtaj wa Ashluhu dan Syarh ‘ala al-Tanbih, karya Ibn al-Mulaqqan
113.Tuhfah al-Minhaj dan Khawatim al-A’mal, karya al-Azra’i
114.Al-Hadi li al-Tanbih dan Baqaya al-Ahkam, karya Abu Shalih al-Siraj al-Bulqainy
115.Al-Aqliid dan al-Ashbah, karya al-Zuzany
116.Syarh lil Wajiz dan Tashnif fi al-Mas-alah al-Syarihiyah, karya Imam Fakhruddin al-Razy
117.Thabaqaat al-Ashhab dan Ahkam al-Bayan, karya al-Husain al-Thaiby (pengarang Syarh al-Misykah)
118.Al-Athbaq wal-Tazakurah, Hall al-Msykalaat, Ma’alim al-Sunan dan A’lam al-Sunan, karya Imam Abu Sulaiman Ahmad bin Muhammad bin al-Khuthabi
119.Jami’ al-Ushul, Manaqib al-Akhyar dan Nihayah al-Ahkam, karya Muhammad bin Ahmad al-Jaizi
120.Syarh ‘ala al-Minhaj, karya Ibn al-Naqib
121.Tahrir al-Fatawi, Tajrid al-Bayan dan Ahkam al-Qadhaa, karya Waliuddin al-Iraqy[2]
Kitab-kitab lain dalam Mazhab Syafi’i yang tidak disebut pengarang Thabaqaat al-Syafi’iyah di atas, antara lain :
122. Majmu’ Syarh al-Muhazzab, karya Imam al-Nawawi
123.Al-Minhaj al-Thalibin, karya Imam al-Nawawi. Kitab ini disyarah oleh Jalaluddin al-Mahalli. Kemudian Syarah tersebut dibuat hasyiahnya oleh Qalyubi dan juga oleh ‘Amiirah.
124.Minhaj al-Thalibin ini juga disyarah oleh Ibnu Hajar al-Haitamy dengan nama Tuhfah al-Muhtaj dengan dua hasyiahnya, masing-masing oleh al-Syarwani dan Ibnu al-Qasim al-‘Ubady.
125.Imam al-Ramli juga mensyarah kitab Minhaj al-Thalibin dengan nama Nihayah al-Muhtaj dengan dua hasyiahnya, masing-masing oleh ‘Ali Syibran al-Malusy dan Ahmad al-Maghriby al-Rasyidy.
126.Khatib Syarbaini juga mensyarah Minhaj al-Thalibin dengan nama Mughni al-Muhtaj.
127.Zakariya al-Anshari meringkas kitab Minhaj al-Thalibin dengan nama Manhaj al-Thulab. Kemudian kitab ini disyarah sendiri oleh Zakariya al-Anshary dengan nama Fath al-Wahab dengan dua hasiyiahnya, masing-masing oleh Sulaiman al-Bujairumi dan Sulaiman al-Jamal
128.Al-Tahrir, karya Zakariya al-Anshary. Kemudian dibuat hasyiahnya oleh al-Syarqawy
129.Raudh al-Thalib, karya Ibn al-Muqri dengan syarahnya oleh Zakariya al-Anshary dengan nama Asnaa al-Mathalib
130.Siraj al-Wahaj ‘ala Matn al-Minhaj, karya Muhammad al-Zuhri al-Ghumrawy
131.Muqaddimah al-Hazhramiyah, karya Abdullah Ba Fazhal al-Hazhramy. Kitab ini kemudian disyarah oleh Ibnu Hajar al-Haitamy dengan nama Minhaj al-Qawim dengan hasyiahnya oleh Sulaiman al-Kurdy dengan nama al-Hawasyi al-Madiniyah.
132.Zubad, karya Ibnu Ruslan dengan syarahnya oleh Syamsuddin al-Ramli dengan nama Ghayah al-Bayan fi Syarh Zubad Ibnu Ruslan.
133.I’lam al-Sajid bi Ahkam al-Masjid, Khabaya al-Zawaayaa, karya Zarkasyi
134.Al-Fatawa al-Kubraa, al-Fatawa al-Haditsah, Fath al-Jawwad bi Syarh al-Irsyad dan Hasyiah ‘ala Syarh al-Idhah fi Manasik al-Hajj, karya Ibnu Hajar al-Haitami
135.Fatawa Imam al-Ramli
136.Al-Iqna’ fi Hall Alfazh Abi al-Syuja’, karya Khatib Syarbaini dengan hasyiahnya oleh Sulaiman al-Bujairumy
137.Fath al-Qarib (syarh dari al-Taqrib, karya Abu Syaja’), karya Ibn al-Qasim al-Ghazy. Kemudian kitab ini dibuat hasyiahnya oleh Ibrahim al-Bajury.
138.Tuhfah al-Khairiyah, karya Ibrahim al-Bajury
139.Fath al-Mu’in, karya Zainuddin al-Malibary. Kemudian dibuat hasyiahnya oleh Sayyed al-Bakri al-Dimyathi dengan nama I’anah al-Thalibin.
140.Kifayah al-Akhyar, karya Taqiyuddin al-Husaini al-Hishny
141.Bughyah al-Mustarsyidin, karya Sayyed Abdurrahman Ba’Alawi
142.Atsmad al-‘Ainaini fi Ba’dh Ikhtilaf al-Syaikhaini, karya Syaikh Ali bin Ahmad bin Sa’id Abu Shabriin
143.Ghayah Talkhish al-Murad, Ibnu Ziyad
144.Safinah al-Najaa, karya Syaikh Salim bin Sumairi, dengan syarahnya oleh al-Nawawi al-Jawy dengan nama Kasyifah al-Sajaa.
Al-Faqih Sayyed Ahmad Miiqary Syamilah al-Ahdal dalam kitab beliau, Sulam al-Muta’allim al-Muhtaj ila Ma’rifah Rumuz al-Minhaj, menyebut kitab-kitab yang merupakan syarah terhadap Minhaj al-Thalibin (salah satu kitab fiqh karya al-Nawawi yang dianggap penting dalam Mazhab Syafi’i, sehingga banyak para ulama yang hidup sesudah al-Nawawi yang mensyarahnya). Syarah-syarah tersebut antara lain :
Al-Bahr al-Mawaj ila Syarh al-Minhaj, karya Shafiuddin Ahmad bin al-‘Imad al-Aqfahasy
Al-Diibaj ila Syarh al-Minhaj, karya Muhammad bin Abdullah al-Zarkasyi
Tashhih al-Minhaj, karya Sirajuddin Umar bin Ruslan al-Bulqainy
Dar al-Taj fi I’rab Masykal al-Minhaj, karya al-Suyuthi
Al-Bahr al-Mawaj, karya Muhammad bin Fakhruddin al-Abar al-Maaridiny
Al-Najm al-Wahaj ila Syarh al-Minhaj, karya Jamaluddin Muhammad bin Musa al-Damiry
Syarh al-Minhaj, karya Taqiyuddin Abu Bakar bin Ahmad bin Syahbah
Badayah al-Muhtaj ‘ala Syarh al-Minhaj, karya Ibnu Syahbah al-Asaady
Irsyad al-Mihtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Ibnu Syahbah al-Asaady
Hadi al-Raghibin ila Syarh Minhaj al-Thalibin, karya Muhammad bin Abdullah bin Qadhi ‘Ajilun
Tuhfah al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Ibnu Hajar al-Haitamy
Nihayah al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Muhammad bin Ahmad al-Ramly
Mughni al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Khatib Syarbainy
Syarh al-Minhaj, karya Jalaluddin al-Mahally
Syarh al-Minhaj, karya Ahmad bin Hamdan al-Azra’i
Al-Ibtihaj ila Syarh al-Minhaj, karya Taqiyuddin al-Subky
Syarh al-Minhaj, karya al-Asnawy
Syarh al-Minhaj, karya Farj bin Muhammad al-Ardibily
Syarh al-Minhaj, karya Zakariya al-Anshary
I’anah al-Muhtaj ila Syarh al-Minhaj, karya Sayyed Muhammad bin Ahmad Abd al-Barry al-Ahdal
Dan lain-lain[3]
Al-Suyuthi salah seorang ulama Syafi’iyah abad ke X H, untuk memudah kaum muslimin menghafal kitab al-Minhaj, beliau telah membuat isi al-Minhaj dalam bentuk nadham dengan nama al-Ibtihaj ila Nadham al-Minhaj.[4]
[1] ‘Adil Nawaihizh, Muqaddimah Muhaqqiq atas kitab Thabaqaat al-Syafi’iyah (karya Abu Bakar bin Hidayatullah al-Maryuwany al-Kuraany), Dar al-Afaq al-Jadidiyah, Beirut, Hal. 6
[2] Abu Bakar bin Hidayatullah al-Maryuwany al-Kuraany, Thabaqaat al-Syafi’iyah, Dar al-Afaq al-Jadidiyah, Beirut, Hal. 245-251
[3] Al-Faqih Sayyed Ahmad Miiqary Syamilah al-Ahdal, Sulam al-Muta’allim al-Muhtaj ila Ma’rifah Rumuz al-Minhaj, Hal. 24-28
[4] Al-Faqih Sayyed Ahmad Miiqary Syamilah al-Ahdal, Sulam al-Muta’allim al-Muhtaj ila Ma’rifah Rumuz al-Minhaj, Hal. 21-23
Catatan
Karena keterbatasan referensi kami, nama-nama kitab fiqh dalam Mazhab Syafi’i di atas kami sadari belumlah lengkap atau mungkin saja terjadi kesalahan dalam menyebut namanya. Karena itu,kami mohon jika ada kekurangan atau salah dalam penyebutannya bisa dikoreksi atau ditambahi.
وﷲ أعلم. فجزاكم الله خيرا
Langganan:
Postingan (Atom)