BENARKAH SHOLAWAT NARIYAH MENJURUS PADA KESYIRIKAN?
Lucu juga penulis tulisan dalam website Muhammadiyah yang saya screenshot ini!
Dia menyebut bahwa sholawat Nariyah dapat menjurus pada kesyirikan hanya gara-gara ada redaksi bahwa NABI MUHAMMAD ADALAH SEBAB atas terbukanya kesulitan dan terkabulnya hajat-hajat.
Sepertinya, penulis masih kaku dalam memahami teks-teks Arab, atau memang dia tidak paham bahasa Arab, sehingga dia salah paham pada maksudnya. Seakan-akan, sholawat Nariyah itu berisi keterangan bahwa BUKAN ALLAH yang membuka kesulitan dan BUKAN ALLAH yang mengabulkan permohonan, tapi RASULULLAH SAW. Itu kesimpulan yang sangat gegabah!
Padahal, jelas-jelas teks dalam sholawat Nariyah menggunakan wazan انفعل yang berfaedah memiliki makna MENJADI.
Jadi, disana itu ada 3 :
1. Pelaku yang menjadikan
2. Sebab
3. Objek yang dijadikan
Lebih mudahnya saya contohkan dalam bahasa Indonesia:
👉 UDIN MENJADI KENYANG SEBAB MAKAN
Siapa yang sebenarnya menjadikan Udin kenyang?
👉 Allah
Sebab apa Udin kenyang?
👉 Sebab makan
Apa objek yang dibuat kenyang?
👉 Perut Udin 😁
Perhatikan!
تنحل به العقد
"Ikatan-ikatan MENJADI TERURAI SEBAB DIA"
تنفرج به الكرب
"Kesulitan-kesulitan MENJADI HILANG SEBAB DIA"
Pertanyaan saya:
Jika Nabi menjadi SEBAB TERURAINYA ikatan-ikatan, maka siapa yang MENJADIKAN TERURAI? Pastinya, ya Allah!
Jika Nabi menjadi SEBAB HILANGNYA KESULITAN-KESULITAN, maka siapa yang MENGHILANGKAN KESULITAN? Pastinya, ya Allah!
Bahkan, ada redaksi mabni majhul dalam sholawat Nariyah, yaitu:
وتقضى به الحوائج
"Dan SEBAB DIA maka hajat-hajat DIKABULKAN"
Siapa yang mengabulkan?
Siapa lagi kalau bukan Allah?
وتنال به الرغائب
"Dan SEBAB DIA maka segala CITA-CITA DICAPAI"
Siapa yang membuat cita-cita tercapai?
Siapa lagi kalau bukan Allah?
Nabi Muhammad hanya menjadi sebab, bukan pelaku.
Apakah penulis itu tidak pernah membaca Al Qur'an:
فذوقوا العذاب بما كنتم تكفرون
"Rasakanlah siksa SEBAB perbuatan kafir kalian"
Jadi, perbuatan kafir saja dapat menjadi SEBAB seseorang disiksa. Apakah penulis tersebut mau menuduh ayat ini menjurus pada kesyirikan karena menyebut bahwa PERBUATAN KAFIR adalah SEBAB adanya siksa, bukan ALLAH?
Bahkan ada ayat yang isinya "Double Kill" terhadap pikiran penulis tersebut, yaitu ayat:
انما استزلهم الشيطان ببعض ما كسبوا
"Hanya saja SETAN MENTERGELINCIRKAN mereka SEBAB sebagian apa yang mereka lakukan"
Dalam ayat itu jelas tertulis dua kesimpulan:
1. SETAN MENTERGELINCIRKAN
2. Perbuatan salah menjadi SEBAB terjadinya SETAN MENTERGELINCIRKAN
Apakah penulis tersebut mau menuduh ayat itu akan menjurus pada kesyirikan karena meyakini bahwa TIDAK ADA YANG MENTERGELINCIRKAN siapapun kecuali hanya Allah?
Bahkan, seandainya pun Nabi Muhammad disebut sebagai pelaku, seperti: Al Qasim (Sang Pembagi), As Syaafi' (Sang Pemberi Syafaat), maka juga tidak masalah sebagaimana Nabi Muhammad didalam Al Qur'an juga seringkali disebut sebagai:
البشير
"Pemberi kabar baik"
النذير
"Pemberi kabar buruk"
Apakah penulis itu mau protes, "Oh, ini menjurus pada kesyirikan karena Al Basyir dan An Nadzir (Pemberi kabar baik dan Pemberi kabar buruk ) hanyalah Allah. Padahal, Allah sendiri yang menyebut didalam Al Qur'an:
إنا أرسلناك بالحق بشيرا ونذيرا
"Sesungguhnya kami mengutus kamu (Hai, Muhammad) secara benar sebagai BASYIR dan NADZIR"
Apakah dia berani menyebut bahwa ayat ini menjurus pada kesyirikan?
Dan, sebenarnya hal seperti ini sudah biasa dalam bahasa Arab, misalnya:
Muhammad Al Faatih (Sang Pembuka)
Apakah penulis juga berpikir bahwa julukan itu menjurus pada kesyirikan karena hanya Allah Al Faatih, bukan yang lain?
Wallahu a'lam...
FB: Saiful Anwar
0 komentar:
Posting Komentar