Minggu, 20 November 2022

MUSHAF DISEBUT AL QUR'AN (Secara Majas)

🌺 MUSHAF DISEBUT AL QUR'AN (Secara Majas) 

Saya awali dengan pembahasan : AL QUR'AN BUKAN MAKHLUK: 

1. Al Qur'an bukan makhluk karena Al Qur'an adalah Kalam Allah

2. Kalam Allah adalah sifat Allah. Sifat Allah adalah qadim (ada sebelum adanya makhluk)

3. Semua sifat Allah termasuk sifat Kalam Allah itu berada pada Dzat Allah dan tidak pernah berpindah pada selain Dzat Allah.

4. Segala sesuatu yang ada pada selain Dzat Allah maka sesuatu itu adalah makhluk. 

5. Kalam Allah ada pada Dzat Allah dan tidak pernah berpindah pada makhluk. Adapun yang berpindah hanyalah informasi yang dibawa oleh Jibril bahwa Allah berkalam begini dan begitu yang dengan melalui proses wahyu maka informasi tersebut diterima oleh Nabi dan dicatat oleh para sahabat ke dalam mushaf-mushaf. Kalam Allah tetap ada pada Dzat Allah dan tidak pernah berpindah pada selain Dzat Allah. Kalam Allah tidak berpindah pada mushaf-mushaf. 

6. Barangsiapa meyakini bahwa sifat Kalam Allah yang qadim berada pada selain Dzat Allah misal berada pada mushaf-mushaf maka orang tersebut tanpa sadar telah menganggap bahwa sifat Kalam Allah adalah makhluk. Kenapa? 

"Karena segala sesuatu yang ada pada selain Dzat Allah maka sesuatu itu adalah makhluk."

___________ 

📌 Sekarang kita masuk pada pembahasan: 

"MUSHAF DISEBUT AL QUR'AN (Secara Majas)"

Mushaf bisa dan boleh disebut Al Qur'an, tapi ini hanya secara majas, bukan dalam arti hakekat sehingga mushaf diyakini bukan makhluk. 

Mushaf adalah makhluk. 

Al Qur'an yang bukan makhluk adalah Kalam Allah, sifat Allah yang ada pada Dzat Allah, bukan yang ada pada selain Dzat Allah. 

Contoh mushaf disebut Al Qur'an secara majas: 

Dari Abdullah bin Umar RA, dia berkata: 

أَنَّهُ كَانَ يَنْهَى ‌أَنْ ‌يُسَافَرَ ‌بِالْقُرْآنِ إِلَى أَرْضِ الْعَدُوِّ، مَخَافَةَ أَنْ يَنَالَهُ الْعَدُوُّ

"Rasulullah SAW melarang untuk pergi dengan membawa AL QUR'AN ke wilayah musuh karena takut diambil oleh musuh" (Shahih Muslim, juz 3 halaman 1491, nomer hadits 1869)

Jelas "Al Qur'an" dalam hadits tersebut adalah MUSHAF. Bukan Al Qur'an dalam arti Kalam Allah, sifat Allah yang qadim yang ada pada Dzat Allah. 

Mustahil sifat Kalam Allah yang qadim disentuh, dipegang, dibawa dan digendong oleh makhluk kemana-mana. 

Terkait hadits tersebut, Imam Al Mudzhiri menulis dalam kitab Al Mafatih fi Syarhil Mashobih juz 3 halaman 103:

يعني: أن يصيب الكفارُ مصحفَ القرآن ويُحقِّروه، أو يحرقوه، أو يلقوه في مكان نجس

"Maksudnya khawatir orang-orang kafir mendapatkan MUSHAF AL QUR'AN kemudian MENGHINAKANNYA, MEMBAKARNYA atau MELEMPARNYA KE TEMPAT NAJIS" 

Jadi, jelas sekali bahwa "Al Qur'an" dalam hadits tersebut hanyalah majas. Maksud dari Al Qur'an dalam hadits tersebut adalah MUSHAF. 

Adapaun MUSHAF maka jelas ia adalah makhluk, buktinya: 

1. Dapat dihinakan oleh orang-orang kafir, semisal diludahi, diinjak, diduduki, dan sebagainya. 

2. Dapat dibakar dan dirusak

3. Dapat dibuang ke tempat najis, dan sebagainya

Sedangkan Al Qur'an Kalam Allah sebagai sifat Allah yang qadim: 

1. Senantiasa mulia dan mustahil dihinakan
2. Tidak akan terbakar karena kekal
3. Senantiasa suci dan mustahil najis

Jadi, sebutan "AL QUR'AN" bisa bermakna hakekat yaitu Kalam Allah, sifat Allah yang qadim dan bukan makhluk. Bisa pula bermakna majas yaitu MUSHAF. Adapun mushaf, jelas ini makhluk!  

Wallahu a'lam...

FB: Saiful Anwar

0 komentar:

Posting Komentar

SAFINATUN NAJAH

More »