Minggu, 10 Oktober 2021
22 WASIAT HABIB ABDULLAH BIN ALAWI AL-ATTAS
Bismillah
22 WASIAT HABIB ABDULLAH
BIN ALAWI AL - ATTAS
1. “Apabila kalian ingin agar anak2 kalian menjadi anak yg cerdas dalam berfikir (tangkas), maka lazimkan agar banyak bergerak.”
2. “Apabila kalian ingin agar mereka menjadi anak yg sehat maka lazimkan agar bangun akhir malam.”
3. “Apabila kalian ingin agar mereka bercahaya hatinya dan pemahamannya terbuka, maka lazimkan agar sedikit makan dan rasa lapar.”
4. “Apabila kalian ingin agar mereka berakhlaq bagus maka lazimkan untuk berteman dgn teman yg bagus serta kalian jaga dari teman2 yg jahat.”
5. Apabila kalian ingin agar mereka memiliki rasa kasih sayang, maka lazimkan mereka untuk mencari ilmu di selain kampungnya dan carikanlah guru selain kalian.”
6. Apabila kalian ingin agar mereka menjadi anak yg shaleh, maka jangan kalian agungkan urusan dunia di hadapan mereka.”
7. “Apabila kalian ingin agar mereka menjadi waliyullah dan selalu dalam hidayah, maka lazimkan mereka untuk makan makanan halal, serta kalian jaga dgn sungguh2 dari perkara syubhat.”
8. “Apabila kalian ingin agar mereka mempunyai sifat dari sifat2nya orang mulia, maka pilihlah baginya ibu dari keluarga yg mulia.”
9. “Apabila kalian ingin agar mereka menghormati dan memuliakan kalian, maka jangan banyak berkata kasar yg memberatkan mereka dan jangan banyak berkata lembut yg membuat mereka meremehkannya. Akan tetapi berkatalah kepada mereka seperlunya saja.”
10. “Apabila kalian ingin agar urusan mereka selau dipegang oleh Allah Swt., maka jangan memperbanyak lemah lembut/kasihan kepada mereka.”
11. “Apabila kalian ingin agar mereka selalu beruntung dalam urusan agama dan dunianya, maka wajib untuk kalian selalu ikhlas dalam segala amal dan jauhilah perkara haram dan syubhat.”
12. Apabila kalian ingin agar mereka menjadi pemberani, maka lazimkan kepada mereka untuk dermawan.”
13. “Apabila kalian ingin agar mereka bebas dari sifat2 munafik, maka lazimkan mereka untuk shalat berjamaah di masjid pada awal waktu.”
14. “Apabila kalian ingin agar mereka selalu khusyuk dan takut kepada Allah Swt., maka lazimkanlah kepada mereka al-Quran di waktu sahur.”
15. “Apabila kalian ingin agar mereka dijaga dari setiap bencana, maka lazimkan mereka untuk beristighfar di waktu sahur (sebelum Shubuh).”
16. “Apabila kalian ingin agar mereka kaya (kaya hati), tercapai segala cita2 dan dijaga dari segala bencana, maka lazimkanlah mereka agar selau membaca shalawat kepada Nabi Saw. dengan cara dibaca waktu malam 92 kali dan siang 92 kali, yakni shalawat Thibbil Qulub:
(Allaahumma sholli ‘alaa sayyidinaa muhammadin thibbil quluubi wadawaa-ihaa wanuuril abshoori wadhiyaa-ihaa wa‘aafiyatil abdaani wasyifaa-ihaa wa‘alaa aalihi washohbihi wasallim).”
17. “Apabila kalian ingin agar mereka mendapatkan husnul khatimah ketika meninggal, maka lazimkan mereka membaca 41 kali:
(Yaa Hayyu Yaa Qayyuumu Laa Ilaaha Illa Anta). Dibaca di antara shalat Qabliyah Shubuh dan shalat Shubuh.”
18. “Apabila kalian ingin agar mereka panjang umur, maka bersedekahlah untuk mereka, dan ajarkan kepada mereka hal tersebut agar mereka mengerjakannya setelah kalian.”
19. “Apabila kalian ingin agar mereka menjadi kuat dan penyabar, maka jauhkan mereka dari kampung halaman untuk menziarahi orang2 shaleh yg masih hidup ataupun yg sudah meninggal untuk mendapatkan keberkahan dari mereka.”
20. “Apabila kalian ingin agar mereka selalu berprasangka baik kepada orang2 pilihan Allah Swt., dan jauh dari berprasangka buruk, maka larang mereka untuk duduk dengan orang-orang bodoh yang tidak peduli dengan perkara agama mereka.”
21. “Apabila kalian ingin agar mereka menjadi seorang pemimpin kaum (orang terpandang), maka jauhkan mereka dari orang2 bodoh yg tidak peduli dgn perkara agama mereka.”
22. “Apabila kalian menghendaki mereka menjadi pemuka agama (tokoh agama dan masyarakat) maka cegahlah mereka dari pada berkumpul atau bergaul dgn perempuan dan orang tua dan lazimkan bagi mereka berkata benar atau jujur serta tawadhu’ (merendah).”
Itulah beberapa nasehat al-Habib Abdullah bin Alwi Alatas dalam mendidik anak dan juga untuk kita amalkan agar kita mendapatkan manfaat seperti nasehat tersebut di atas.
Wallahu a'lam
KISAH ORANG YANG TIDAK BISA BERDIRI SELAMA 1 TAHUN KARENA MEMBID'AHKAN MAULID NABI
بِسْــــــــــــــــــمِﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
ﺍﻟﻠَّﻬُﻢَّ ﺻَﻞِّ ﻋَﻠَﻰ ﺳَﻴِّﺪِﻧَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪٍ ۞ ﺍﻟﻔَﺎﺗِﺢِ ﻟِﻤَﺎ ﺃُﻏْﻠِﻖَ ۞ ﻭَﺍﻟﺨَﺎﺗِﻢِ ﻟِﻤَﺎ ﺳَﺒَﻖَ ۞ ﻧَﺎﺻِﺮِ ﺍﻟﺤَﻖِّ ﺑِﺎﻟﺤَﻖِّ ۞ ﻭَﺍﻟﻬَﺎﺩِﻱ ﺇِﻟَﻰ ﺻِﺮَﺍﻃِﻚَ ﺍﻟﻤُﺴْﺘَﻘِﻴﻢِ ۞ ﻭَﻋَﻠَﻰ ﺁﻟِﻪِ ﺣَﻖَّ ﻗَﺪْﺭِﻩِ ﻭَﻣِﻘْﺪَﺍﺭِﻩِ ﺍﻟﻌَﻈِﻴﻢِ ۩
" KISAH ORANG YANG TIDAK BISA BERDIRI SELAMA 1 TAHUN KRN MEMBID'AHKAN MAULID NABI. "
.
Sayyid Alawi Al-Maliki menceritakan bahwasanya abah beliau, Sayyid Abbas Al-Maliki memberi khabar kepada beliau sesungguhnya abah beliau (sayyid Abbas Al-Maliki) berada di Baitul Maqdis untuk menghadiri peringatan Maulid Nabi pada malam ‘ied Milad An-Nabawi, di mana saat itu dibacakan Maulid Al-Barzanji.
.
.
Saat itulah beliau melihat seorang pria tua beruban yang berdiri dengan khidmat penuh adab mulai dari awal sampai acara selesai. Kemudian beliau bertanya kepadanya akan sikapnya itu, yaitu berdiri sementara usianya sudah tua.
.
.
Lelaki tua itu bercerita bahwa dulu ia tidak mau berdiri pada acara peringatan Maulid Nabi dan ia memiliki keyakinan bahwa perbuatan itu adalah bid'ah sayyi'ah (bid'ah yang jelek).
.
Suatu malam ia bermimpi dalam tidurnya. Dia bersama sekelompok orang yg bersiap-siap menunggu kedatangan Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, maka saat cahaya wajah beliau yang bagaikan bulan purnama muncul, sekelompok orang itu bangkit dengan berdiri menyambut kehadiran Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam
Namun hanya ia saja seorang diri yang tidak mampu bangkit untuk berdiri.
.
Lalu Rasullullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda kepadanya:
"Kamu tidak akan bisa berdiri" Saat ia bangun dari tidurnya ternyata ia dalam keadaan duduk dan tidak mampu berdiri. Hal ini ia alami selama 1 (satu) tahun.
.
.
Kemudian ia pun bernadzar jika Allah menyembuhkan sakitnya ini, ia akan berdiri mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan, kemudian Allah menyembuhkannya.
.
.
Ia pun selalu berdiri (mulai awal pembacaan Maulid Nabi sampai akhir bacaan) untuk memenuhi nadzarnya karena ta’zhim (mengagungkan) beliau Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.
.
.
Sumber:Kitab Al-Hadyuttaamm fii Mawaaridil Maulidinnabawiyyi Wa Maa I’tiida Fiihi Minal Qiyaam, hal 50-51, karya Sayyid Muhammad Ali bin Husein Al-Maliki Al-Makki (1287 H – 1367 H)
Selasa, 05 Oktober 2021
Pedagang yang Bertaubat Berkat Istrinya
Pedagang yang Bertaubat Berkat Istrinya
Al Imam Hasan Al-Bashri Ra berkata : “Aku mendatangi seorang pedagang kain di kota Mekkah untuk membeli baju, aku lihat si pedagang mulai memuji-muji barang dagangannya dan suka sekali bersumpah. Aku pun meninggalkannya dan berkata di dalam hati, "Tidaklah layak membeli dari orang macam itu." Lalu aku pun membeli baju dari pedagang lain.
.
2 tahun berlalu, aku pergi lagi ke kota Mekkah untuk berhaji dan aku bertemu lagi dengan pedagang itu. Tetapi, aku tidak lagi mendengarnya memuji-muji barang dagangannya dan dia tidak lagi suka bersumpah.
Aku pun penasaran Lalu bertanya kepadanya :
.
“Bukankah engkau adalah orang yang 2 tahun lalu pernah berjumpa denganku?”
.
Setelah mengingat pedagang itupun berkata :
“Iya, benar."
.
Aku bertanya lagi : “Apa yang membuatmu berubah seperti sekarang ini? Aku tidak lagi melihatmu memuji-muji barang daganganmu dan kamu tidak lagi bersumpah”.
.
Pedagang itu pun bercerita :
“Dulu aku punya istri yang jika aku datang kepadanya dengan sedikit rizqi, ia meremehkannya dan jika aku datang dengan rizqi yang banyak ia menganggapnya sedikit. Lalu Allah mewafatkan istriku tersebut, dan akupun menikah lagi dengan seorang wanita, yang Jika aku hendak pergi ke pasar, ia memegang bajuku lalu berkata :
.
“Wahai suamiku.. bertaqwalah kepada Allah! janganlah sekali-sekali engkau beri makan aku kecuali dengan yang thayyib (halal). Jika engkau datang dengan sedikit rezeqi, aku akan menganggapnya banyak, dan jika kau tidak mendapatkan apa-apa, maka aku akan membantumu memintal kain.”
.
Hikmah :
1. Milikilah sifat Qana’ah (bersedia menerima) atau jiwa yang selalu merasa cukup.
2. Janganlah menjadi jurang dosa bagi suamimu. Wanita salihah akan mendorong suaminya kepada kebaikan, sedangkan wanita kufur akan menjadi pendorong bagi suaminya untuk berbuat dosa.
3. Ukuran rizki itu terletak pada keberkahannya, bukan pada jumlahnya.
.
[Kitab al-Mujaalasah wa Jawaahirul ‘Ilm (5/252) karya Abu Bakr Ahmad Bin Marwan bin Muhammad ad-Dainuri al-Qodhi al-Maliki]
.
#UlamaNusantara
Langganan:
Postingan (Atom)